Contoh sinergi yang perlu dilakukan, di antaranya penguatan penelitian dan pengembangan (research and development /R&D) serta kebijakan yang mendukung peningkatan daya saing agar produk plastik domestik bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu bersaing di pasar internasional. Sementara itu, Indonesia merupakan salah satu negara utama penghasil karet alam dengan produksi melebihi 3 juta ton per tahun. Produksi karet alam nasional masih dapat ditingkatkan, mengingat potensi lahan yang ada mencapai 3,5 juta hektare (ha).
“Terlebih, industri didukung juga oleh program-program penelitian dan pengembangan yang dilakukan baik oleh pemerintah, institusi pendidik - an maupun pihak swasta,” ujar Haris.
Menurut dia, karet sebagai salah satu komoditi hasil perkebunan yang memiliki peran cukup strategis dalam kegiatan perekonomian Indonesia. Apalagi, konsumsi karet alam yang saat ini berkisar 580.000 ton per tahun, juga masih berpeluang terus ditingkatkan. Untuk itu, upaya yang perlu dilakukan, antara lain dengan intensifikasi maupun ekstensifikasi ekspor barang karet serta menciptakan cabang-cabang industri baru seperti industri ban pesawat dan vulkanisasi pesawat terbang yang dapat menyerap karet alam cukup banyak dan menghasilkan devisa nasional.
“Pemerintah memandang bahwa langkah-langkah untuk peningkatan konsumsi karet alam dalam negeri perlu segera dilakukan dalam rangka meningkatkan nilai tambah potensi sumber daya alam nasional,” tutur Haris. Misalnya, kebijakan pembangunan tol laut, di mana pemerintah akan membangun 24 pelabuhan, antara lain deep sea port (pelabuhan laut dalam) di Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, dan Sorong.
(Dani Jumadil Akhir)