PONTIANAK - Pemerintah Indonesia diingatkan pentingnya berinvestasi di pedesaan untuk mengubah masa depan migrasi, sehingga dapat mendorong peningkatan pembangunan sektor pangan dan pertanian, kata Perwakilan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) di Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders.
"Banyak keluarga bermigrasi karena alasan-alasan ekonomi, di mana mereka tidak melihat pilihan lain yang layak untuk keluar dari kemiskinan selain bermigrasi, baik itu ke perkotaan atau ke negara lain," ungkapnya saat peringatan Hari Pangan Sedunia di Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Kamis (19/10/2017).
Pembangunan yang komprehensif di pedesaan, dinilainya, dapat mengubah banyak hal, seperti menghapus kemiskinan, mengurangi potensi konflik, dan memberdayakan masyarakat miskin di pedesaan untuk terlibat dalam rantai makanan yang menguntungkan sekaligus keberlanjutan.
Baca Juga: Hari Pangan Sedunia, Mentan: Kita Sudah Mampu Beri Makan Masyarakat Sendiri
Tema internasional Hari Pangan Sedunia 2017, menurut dia, adalah dampak migrasi, bukan hanya pada manusia, tetapi juga pada perbaikan status ketahanan pangan mereka.
Tema "Mengubah masa depan migrasi; Investasi di Bidang Ketahanan Pangan dan Pembangunan Pedesaan", dikemukakannya, menekankan faktor ekonomi, sosial dan politik sebagai pemicu perpindahan orang secara besar-besaran di dunia.
FAO sebagai organisasi teknis di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat secara global bahwa saat ini ada sekira 64 juta orang terlantar karena konflik dan kekerasan, termasuk 500.000 orang Rohingya dari Myanmar, tetapi juga masih ada jutaan orang lagi di Timur Tengah, Afrika dan wilayah lain.
Baca Juga: Menko Darmin Khawatirkan Harga Cabai dan Bawang Turun, Ini Jawaban Mendag Enggar