Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

China Terlilit Utang, Nilainya Tembus 172,5 Triliun Yuan

Efira Tamara Thenu , Jurnalis-Senin, 27 November 2017 |14:46 WIB
China Terlilit Utang, Nilainya Tembus 172,5 Triliun Yuan
Ilustrasi: (Foto: Reuters)
A
A
A

JAKARTA - Selama bertahun-tahun, pejabat tinggi China terus berusaha menekan laju utang. Tapi, upaya pemerintah negara tersebut tampaknya belum berjalan baik.

Bahkan sebaliknya, tumpukan utang di perusahaan China terus meningkat. Di mana pada akhir September 2017, tingkat utang di China tumbuh pada laju tercepat dalam empat tahun.

Penumpukan terus terjadi sementara pembuat kebijakan melakukan serangkaian langkah untuk menekan pertumbuhan utang yang eksplosif, termasuk meminta perusahaan negara untuk memangkas pinjaman dan memperketat aturan dan memonitori pinjaman jangka pendek dari bank.

Dengan beberapa pertimbangan, seluruh utang China kini lebih hingga tiga kali dari ukuran nilai yang dicatat perekonomiannya.

Tanpa strategi yang komprehensif untuk mengatasi ketergantungan, Dana Moneter Internasional atau IMF mengatakannya tahun lalu bahwa China akan mengalami risiko krisis perbankan atau perkembangan yang sangat lamban, atau keduanya.

Baca Juga: Perdagangan Qatar-China Lampaui USD5 Miliar

Gubernur Bank Sentral China Zhou Xiaochuan menjadi berita utama global dengan peringatan bulan lalu mengenai risiko dari “minsky moment”, mengacu pada keruntuhan mendadak harga aset setelah periode pertumbuhan yang panjang, dipicu oleh tekanan utang atau mata uang.

Zhou menyatakan, utang korporat sudah relatif tinggi dan laju pertumbuhan pinjaman rumah tangga juga tumbuh sangat cepat. Dia  berjanji untuk menangkis risiko tersebut. Walau begitu, Zhou mengaku akan memakan waktu lama untuk membawa utang ke tingkat yang lebih mudah dikelola.

Riset Reuters atas 2.146 perusahaan yang terdaftar di China menunjukkan total utang mereka pada akhir September naik sebesar 23% dari tahun lalu yang merupakan laju pertumbuhan tertinggi sejak 2013. Analisis tersebut dilakukan ats tiga per lima perusahaan yang terdaftar di negara tersebut, kecuali saham-saham finansial yang telah melihat bebannya dalam upaya penuntasan dan deleveraging pemerintah sejauh ini.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa utang di sektor properti meningkat paling banyak dalam lima tahun terakhir yang diikuti oleh industri. Bagian industri dalam total utang untuk perusahaan naik sebesar 3% sejak akhir 2012. Sementara untuk sektor properti naik sebesar 7%.

Baca Juga: PM Singapura: Inisiatif Belt and Road ala China Jadi Vitamin bagi Negara Asia

Pada September, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) China melaporkan laju pertumbuhan utang mereka relatif lebih cepat. Total utang di 75 perusahaan indeks CSI Central SOE 100, yang tidak termasuk sektor keuangan, meningkat lebih dari 27% dari tahun lalu yang merupakan kenaikan terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Utang ini telah menghabiskan biaya sekira seperempat pendapatan perusahaan milik negara di beberapa kuartal terakhir.

Rasio tersebut naik sekitar 27% pada kuartal kedua yang merupakan angka tertinggi dalam setidaknya lima tahun ini sebelum turun sedikit menjadi 24,47% pada kuartal ketiga karena lonjakan pendapatan.

Dalam kajian utang korporasi, terlihat bahwa peminjaman melalui penerbitan obligasi telah turun diperkirakan karena peraturan telah mendorong biaya pendanaan.

Baca Juga: Punya Skema Urbanisasi Baru, China Berhasil Buat Pusat Industri

Data pada bulan Oktober pada pembiayaan sosial agregat obligasi korporasi yang dikeluarkan oleh bank sentral, menunjukkan dana agregat obligasi korporasi mencapai 18,34 triliun yuan atau setara dengan USD2,77 triliun pada akhir Oktober setelah meningkat 4,4% dari tahun lalu yang merupakan tingkat pertumbuhan terendah dalam dua tahun.

Total kumulatif pembiayaan sosial yang juga mencakup shadow banking, mencapai 172,2 triliun yuan atau Rp354.240 triliun (kurs Rp2.053 per yuan) pada akhir Oktober, meskipun ukuran bayangan tidak diketahui. Total pembiayaan sosial untuk bulan Oktober sendiri adalah 1,04 triliun yuan.

Sementara masih terdapat utang pemerintah China sebesar 46,9% dari PDB per angka terbaru dari Bank for International Settlements, pembuat kebijakan utama baru-baru ini mengemukakan kekhawatiran tentang kenaikan tajam dalam utang rumah tangga.

Kredit konsumsi rumah tangga yang luar biasa melonjak mendekati angka 30% sejak pertengahan tahun lalu dan mencapai 30,2 triliun yuan per Oktober.

Data dari Bank Rakyat China menunjukkan kredit properti berdenominasi yuan mencapai 31,1 triliun yuan dan pinjaman hipotek perorangan mencapai 21,1 triliun yuan pada kuartal ketiga tahun 2017.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement