Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menanti Pengoperasian Kereta Bandara Soekarno-Hatta Kelas Eropa "Rasa" Pesawat

Koran SINDO , Jurnalis-Kamis, 30 November 2017 |10:21 WIB
Menanti Pengoperasian Kereta Bandara Soekarno-Hatta Kelas Eropa
Foto: Kereta Bandara (antara)
A
A
A

JAKARTAKereta Api Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) yang rencananya beroperasi mulai Jumat 1 Desember 2017 menjadi sejarah baru transportasi Indonesia.

Fasilitas dan layanan KA ini serba istimewa lantaran didukung dengan teknologi canggih layaknya di Eropa dan Jepang. Beragam keunggulan ini membuat Jakarta nantinya tak kalah dengan kota-kota lain di dunia seperti Paris, London, Frankfurt, Berlin, Beijing, Hong Kong, Tokyo.

Di kota-kota tersebut, layanan menuju bandara sudah terhubung dengan kereta supercepat sehingga sangat membantu para calon penumpang pesa wat. Meski tergolong baru, KA Bandara Soetta juga lang sung beroperasi hampir sehari penuh dengan jarak antar per jalanan (headway) sekitar 30 menit.

 Baca Juga: Setelah Kualanamu dan Soetta, Bandara Ini yang Akan Terhubung Kereta

Operasional KA Bandara Soetta menyusul kesuksesan yang dicatat KA Bandara Kualananamu-Medan sejak 2013 lalu. Tahun 2018, giliran KA Bandara Adisoemarmo-Stasiun Solo Balapan, dan KA Bandara Internasional Minangkabau-Padang akan beroperasi. Setahun berikutnya, rencananya juga dioperasikan KA Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA)-Yogyakarta.

Dari pengamatan di sejumlah stasiun khusus KA Bandara Soetta kemarin, sejumlah pekerja masih mengebut pekerjaan pada tahap akhir.

Di Stasiun Sudirman Baru (BNI City) tampak beberapa petugas mencuci peron dan tangga, sementara sebagian pekerja lain masih sibuk menurunkan balok-balok beton dengan dibantu alat berat. Pemasangan vending machine sudah mulai dilakukan. Demikian pula untuk layanan parkir, saat ini sudah disiapkan matang.

 Baca Juga: Naik Kereta Bandara Soekarno-Hatta "Rasa" Pesawat, Ada Fasilitas Apa Saja?

Di stasiun lainnya, seperti Stasiun Duri (Tambora), Stasiun Batu Ceper (Tangerang), dan Stasiun Bandara Soetta, juga mulai rapi. Di Stasiun Duri, peron untuk Commuter Line dan KA Bandara sudah dipisah.

Adapun di Stasiun Batu Ceper, perluasan stasiun sudah dilakukan demi meng akomodasi jalur dan penumpang dua kereta. Pembangunan jem batan layang pun terus dipercepat pengerjaannya. Di tengah belum tuntasnya pengerjaan tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno optimistis operasional KA Bandara Soetta tak meleset. Rini turut menguji coba KA ini dari Bandara Soetta hingga Sudirman Baru sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat 1 Desember 2017 atau awal Desember.

“Saat uji coba tadi, semua berjalan lancar,” kata Rini.

Guna menyosialisasikan dan menarik minat penumpang, pada tahap awal nanti tarif yang berlaku adalah promo, yakni Rp20.000-30.000 per sekali jalan. Mulai 1 Januari2018, tarif yang berlaku adalah normal yakni Rp100.000 sekali jalan.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno menilai tarif KA Bandara Rp100.000 masih wajar selama PT KAI memberikan pelayanan prima kepada para pengguna transportasi ini. “Yang penting, pelayanan konsumen bisa terpenuhi terutama ketepatan waktu menuju bandara,” ujar dia.

Pengamat transportasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Danang Parakesit merespons positif diluncurkannya KA Bandara ini karena merupakan inovasi yang baik. Namun untuk mempermudah penumpang, pelayanan harus dimaksimalkan dengan integrasi di beberapa stasiun.

Danang mencontohkan seperti di Stasiun Sudirman Baru, sekalipun bersinggungan dengan Commuter Line, Transjakarta, hingga mass rapid transit (MRT) pada beberapa tahun nanti, hingga kini integrasi maupun rancangannya belum terlihat. Penumpang Transjakarta misalnya harus menyeberangi Jalan Sudirman-Thamrin yang luas untuk mencapai stasiun ini. Demikian pula para penumpang KRL Commuter Line yang ha rus berjalan menyusuri terowongan dengan trotoar kecil.

“Di sinilah tugas Pemprov DKI bersama KAI menyatukan semua moda transportasi itu,” ujarnya.

Pakar manajemen komunikasi Universitas Indonesia Ali Berawi menilai KA Bandara merupakan bentuk moda transportasi publik yang berkelanjutan. Selain itu, KA Bandara juga ramah lingkungan dan efisien baik dari waktu dan biaya. Diharapkan dengan adanya integrasi moda yang berpusat di kawasan Dukuh Atas, akan ada peningkatan aksesibilitas penumpang. “Perpindahan penumpang akan semakin baik dengan terhubungnya semua transportasi publik sepeti MRT, LRT, KRL, busways dan KA Bandara,” katanya.

Kehadiran KA Bandara sangat membantu masyarakat yang ingin mengakses ke bandara. Agar bisa mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan, menurutnya, ke depan perlu dilakukan pengembangan dan perluasan jaringan layanan KA ini, misalnya terhubung dengan LRT dan MRT.

KA Bandara akan menjadi pilihan baru dan diminati karena yang paling dicari masyarakat saat menggunakan transportasi umum adalah soal ketepatan waktu, harga terjangkau, keamanan, dan kenyamanan.

“Selain itu, juga ada inter koneksi yang mudah dengan transportasi umum lainnya,” paparnya.

Pada 2016 jumlah penumpang pesawat di Bandara Soetta mencapai 95,2 juta orang. Terdiri dari penumpang domestik 80,4 juta dan penumpang internasional 14,8 juta.

Fasilitas Modern di Stasiun

Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto mengungkapkan, jarak tempuh yang dilayani KA Bandara Soetta antara Stasiun Manggarai hingga Bandara Soetta mencapai 36,3 km. Pada tahap awal pengoperasian, KA Bandara Soetta belum bisa melayani naik-turun penumpang di Manggarai, karena masih dalam proses pembangunan peron dan jalur.

Stasiun Sudirman Baru (BNI City) merupakan city railway station (CRS) yang dilengkapi dengan fasilitas city check in, baggage handling, area komersial terpadu, gerai ATM, business center, dan lain-lain.

Railink juga mem bangun sistem ticketing secara inhouse bernama Airport Railway Ticketing System (ARTS). Ini adalah produk sis - tem ticketing pertama yang dibangun oleh KAI. Sistem ARTS ini dibangun dengan mengadopsi perkembang an teknologi informasi dan komunikasi mutakhir berbasis cashless.

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah berharap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi selaku mantan direktur utama Angkasa Pura II, dapat memberikan fasilitas penunjang bagi para penumpang di Stasiun Batuceper agar dapat memaksimalkan moda transportasi yang dipersiapkan pemerintah.

“Kalau bisa tolong dibuatkan jembatan, jadi warga bisa menyeberang ke stasiun dengan aman,” pintanya.

Selain itu, perlunya stasiun tambahan di wilayah Kecamatan Neglasari supaya warga bisa naik KA Bandara dari lokasi tersebut. Kalau bisa pembangunannya juga diterusin sampai wilayah Teluknaga dan Bojongrenget, biar bisa mengurangi beban macet di area sekitar Bandara Soekarno-Hatta juga,” pungkasnya.

Terkait peresmian KA Bandara, Humas PT KAI Agus Komarudin mengaku saat ini tengah dimatangkan antara PT Railink selaku operator KA Bandara, PT Angkasa Pura II, PT KAI, PT KCI, hingga Daop 1. Soal belum diaktifkannya Stasiun Manggarai sebagai perjalanan dan titik awal pemberangkatan, hal itu karena masih proses pembangunan.

Di sisi lain, keberadaan KA Bandara ini diharapkan mampu menambah alternatif berkendara transportasi umum bagi masyarakat dan memper baiki akses ke bandara terbesar di Indonesia ini. “Pengalaman membuktikan bahwa pengoperasian KA Bandara Kualanamu ternyata mampu memperbaiki rating Bandara Kualanamu terkait aksesibilitas,” tambahnya.

Ke depannya diharapkan KA ini dapat memperluas jangkauan layanan hingga Bekasi, Bogor, Jakarta kota, dan lain-lain. Untuk memaksimalkan KA Bandara, Daop 1 PT KAI juga menghapuskan perjalanan Commuter Line Tangerang-Duri, dan sebaliknya.

“Ada 10 perjalanan yang dihapus. Jadi awal Desember nanti hanya 80 perjalanan KA,” tutur Senior Manager Humas Daop 1 Suprapto.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement