JAKARTA - Kementerian Pertanian mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir bahwa beras atau nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat karena masih banyak sumber pangan lokal, seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras.
"Berdasarkan data pola konsumsi menunjukkan bahwa beras atau nasi masih mendominasi porsi menu konsumsi masyarakat hingga 60%, idealnya maksimal 50% agar masyarakat dapat hidup lebih sehat, aktif, dan produktif," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Agung Hendriadi kepada pers di Yogyakarta, yang dikutip dari laman Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (4/12/2017).
Baca Juga: Jokowi Minta Malaysia Beri Jatah Impor Beras 150.000 Ton dari Indonesia
Dia mengharapkan seluruh pemerintah daerah mengembangkan potensi sumber pangan lokal, khususnya peningkatan produksi bahan pangan dari sumber protein hewani, sayuran, dan buah.
Selain itu, Agung juga mengingatkan bahwa untuk memenuhi kecukupan pangan dan gizi harus didukung dengan peningkatan produksi yang bersifat eksponensial atau tidak linier, dengan berbagai upaya seperti inovasi teknologi, intensifikasi, ekstensifikasi, pendampingan, penyediaan modal usaha, dan akses pasar.
"BKP Kementan juga mengembangkan beberapa program unggulkan, seperti kawasan rumah pangan lestari atau KRPL, program kawasan mandiri pangan disingkat KMP, gerakan diversifikasi konsumsi pangan untuk meningkatkan produksi pangan, dan perbaikan gizi mulai dari rumah tangga," katanya.
Baca Juga: Stok Beras Aman hingga 2018, Mentan: RI Juga Ekspor Bawang Merah ke 6 Negara
Menurutnya, dukungan penanganan masalah pangan dan gizi, tidak hanya pihak dinas yang menangani pangan dan kesehatan, tetapi juga melibatkan mitra kerja dinas baik pemerintah, swasta bahkan lembaga masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi.
Data BKP Kementan menyebutkan, hingga 1954 pemenuhan pangan pokok dari beras hanya mencapai 53,5% dari konsumsi nasional.
Selebihnya dipenuhi dari ubi kayu sekitar 22,26%, jagung 18,9% dan kentang 4,99%, namun saat ini beras menjadi kebutuhan pokok, sehingga konsumsi selain beras nyaris hilang.
Konsumsi beras di Indonesia ketimbang negara di kawasan Asia dari setiap penduduk di Indonesia mencapai 139,15 kg per kapita per tahun, sementara rata-rata konsumsi beras dunia hanya 60 kg. Kondisi tersebut mendorong BKP Kementan menargetkan penurunan konsumsi beras minimal 1,5%/kapita per tahun.
(Dani Jumadil Akhir)