JAKARTA - Kebijakan penghematan energi sering disalah-artikan oleh kalangan menengah ke bawah dari pemakai energi, seolah-olah harus mengorbankan kenyamanan hidup mereka, karena tingkat pemakaian energi yang dinikmatinya masih rendah.
Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (Maskeei) mengungkapkan, Indonesia, selama puluhan tahun pembangunan selalu fokus untuk memenuhi pasokan energi dengan menambah kapasitas produksi energi primer dan pembangkitan tenaga listrik nasional (sisi supply) tetapi kurang memperhitungkan faktor pemborosan energi di sisi pemanfaatannya (demand side).
"Dengan adanya subsidi energi yang terus membengkak selama berpuluh tahun di masa lalu, masyarakat pemakai energi sulit untuk disadarkan akan pentingnya hemat energi," kata Ketua Maskeei Soedjono Respati dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (8/12/2017).
Baca Juga: Indonesia Masuk Kelompok Negara Boros Energi
Pihaknya terus bergerak untuk mensosialisasikan efisiensi energi kepada masyarakat yang dimulai dari hal-hal kecil di rumah tangga, seperti, menggunakan lampu hemat energi, penggunaan AC yang watt yang rendah, matikan lampu saat tidur, dan lainnya.