Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Sudah Naik Tinggi, CEO Bitcoin Indonesia Tak Heran Jika Ada Aksi Profit Taking

Efira Tamara Thenu , Jurnalis-Kamis, 14 Desember 2017 |06:14 WIB
Sudah Naik Tinggi, CEO Bitcoin Indonesia Tak Heran Jika Ada Aksi <i>Profit Taking</i>
Ilustrasi Bitcoin. (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA – Investasi baru dalam bentuk uang virtual kini banyak diminati investor, baik global maupun lokal. Bitcoin menjadi salah satu uang virtual yang naik pamornya sebagai investasi.

Pasalnya, cryptocurrency terbesar di dunia tersebut telah melonjak 17 kali lipat nilainya sepanjang tahun ini. Harga Bitcoin BTC = BTSP kembali mencetak rekor tertinggi mereka dan bergerak di atas USD16.600 atau sekira Rp224,1 juta jika mengacu kurs Rp13.500 per USD, setelah mendaki lebih dari 67% minggu ini.

Namun, CEO Bitcoin Indonesia Oscar Darmawan mengatakan, investasi di Bitcoin tidak selalu mengalami kenaikan. Menurutnya, dalam investasi tidak ada aset yang terus menerus mengalami kenaikan.

“Semua komoditas yang berdasarkan demand supply pasti ada koreksi harga karena trader melakukan aksi taking profit saat harga bergerak naik," jelasnya kepada Okezone.

"Tapi ke mana harga bergerak bergantung kepada market, karena harga Bitcoin dan digital asset lainnya bergantung kepada demand supply di market,” tambah dia.


Baca juga: Larang Gunakan Bitcoin, Gubernur BI: Bukan Alat Pembayaran yang Diakui Indonesia


Menurutnya, kenaikan harga Bitcoin saat ini memang cukup tinggi. Meski begitu, dia masih belum melihat apakah koin digital tersebut mencapai keseimbangan harga.

“Karena ada ahli ekonomi yang bilang Bitcoin itu undervalue ada yang bilang overvalue. Tergantung mau dengar yang mana. Tapi kalau koreksi harga pasti ada ya ke depannya,” tuturnya.

Bitcoin sendiri keberadaannya belum secara resmi dilegalkan oleh Bank Indonesia. Bahkan BI berencana mengeluarkan larangan Bitcoin di 2018.

Baca juga: Sri Mulyani Mulai Khawatirkan Timbulnya Kerugian dari Bitcoin

Diberitakan sebelumnya, pertukaran kriptocurrency terbesar di AS tersebut, berjuang untuk mengikuti arus saat harga melonjak. Pasalnya, dengan peluncuran kontrak berjangka bitcoin pertama di New York yang akan mendorong minat investor.

Para investor Bitcoin mengatakan bahwa koin digital tersebut adalah media pertukaran yang baik dan dapat digunakan sebagai aset safe haven, sama seperti logam mulia. Mereka juga berpendapat bahwa ini lebih baik daripada mata uang tradisional karena tidak tunduk pada manipulasi bank sentral. Pasokan bitcoin diperkirakan mencapai 21 juta, dengan sekira 16,7 juta diperdagangkan.

Para kritikus mengatakan bahwa kenaikan harga Bitcoin telah menciptakan gelembung yang sebagian besar didorong oleh spekulasi, membuat bitcoin rentan terhadap pembalikan tajam. Chief Executive JPMorgan Chase & Co (JPM.N) Jamie Dimon menyebut bitcoin sebagai penipuan.

(Martin Bagya Kertiyasa)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement