JAKARTA - Kementerian Koordinator bidang Perekonomian meluncurkan buku tentang Kebijakan Pengembangan Vokasi di Indonesia 2017-2025. Ada lima pekerjaan di Indonesia yang menjadi fokus hingga 2025.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini fokus pemerintah melalui program vokasi adalah mempertajam jurusan kompetensi yang ada. Bila dilihat dalam buku, tampak sasaran Indonesia yang difokuskan mengembangkan lima area besar.
Pertama di agribisnis. Darmin mengatakan, Indonesia harus memiliki fokus pada kegiatan dalam bidang agri bisnis karena potensi sumber daya alam seperti sawit, karet, kelapa cokelat, kopi, teh, tebu dan seterusnya sangat banyak.
"Industri sawit bagi bio diesel memiliki potensi penggerak ekonomi di kawasan barat. Kita ingin di timur bisa berkembang perkebunan tebu, pabrik gula dengan bio ethanol nya. Dibidang agri bisnis Indonesia juga perlu ebgerak dibidang prodsuksi buah-buahan, sayur-sayuran dna hortikultura," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (21/112/2017).
Baca Juga: 5 Fokus Indonesia hingga 2025 Dituangkan Menko Darmin dalam Buku Kebijakan Pengembangan Vokasi
Menurut Darmin, fokus pada agri binis memang sangat cocok karena kebutuhan lahannya luas. Hanya saja, sekarang dibutuhkan peningkatan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM). Hal inilah yang dikembangkan dalam vokasi, seperti peningkatan keterampilan pembibitan.
"Kita tidak pernah urusi ini dengan sistematik, baik di perkebunan maupun hortikultura termasuk pangan, Ajari masyarakat melakukan okulasi supaya bisa kembangkan bibit dengan baik dan itu perlu keterampilan lebih tinggi. Kemudian pemilihan pasca panen supaya petani mendapatkan value edit yang lebih besar," tuturnya.
Kedua, turis dan makanan minuman. Darmin mengatakan, dibutuhkan SDM yang butuh keterampilan tinggi karena turis dan makanan berpotensi menyerap tenaga kerja lulusan SMK yang banyak. Seperti jurusan tata boga, perhotelan, pelayana jasa turism
"Demand turis melebih jumlah hotel yang ada, berkembang industri rumah-rumah tradisonal diubah jadi penginapan. Indonesia punya peluang besar buat homestay yang tentunya membutuhkan pelayanan dasar membuat sarapan dan lainnya," ujarnya.
Baca Juga: Tumbuh Pesat, Ekonomi Digital Bisa Jadi Salah Satu Pendorong Pertumbuhan
Ketiga, fokus vokasi pada kesehatan. Potensi kesehatan ke depan masih besar dengan kebutuhan pelayanan yang semakin banyak. Apalagi, populasi kelas menengah Indonesia akan semakin banyak dengan bonus demografi hingga 2030. "Kemudian adalah e-commerce. Kita punya produk unggulan seperti produk turunan sawir, kokoa, kopi, teh, tebu, kayu. Itu bisa dikembangkan," tutur dia.
Keempat, potensi tenaga kerja luar negeri seperti suster, perawat, asisten rumah tangga. Darmin mengatakan, tenaga kerja Indonesia sekarang harus disiapkan keterampilannya, karena ini berpotensi menambah devisa negara.
Kelima lulusan politeknik dengan jumlah puluhan bahkan ratusan ribu setiap tahun harus ditingkatkan keterampilannya. Di mana sekarang mulai memasuki zaman teknologi digital sehingga harus disesuaikan. "Kita bicara angka jutaan, jadi apa boleh buat. Kita harus jawab situasi lapangan kerja," tuturnya.
(Martin Bagya Kertiyasa)