YOGYAKARTA - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, meresmikan lima pasar tradisional yang ada di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sedianya peresmian pasar yang dipusatkan di Pasar Pingit, Yogyakarta akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo langsung namun batal karena padatnya agenda presiden.
Lima pasar yang diresmikan adalah pasar Pingit di Kota Yogyakarta, Pasar Semin dan Pasar Trowono ndi Kabupaten Gunungkidul, Pasar Sentolo di Kabupaten Kulonprogo dan Pasar Telukan di Sukoharjo. Secara simbolis, peresmian pasar Pingit ditandai dengan pemotongan buntal oleh Menteri disaksikan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti, Wawali Heroe Poerwadi dan sejumlah undangan.
Baca juga: Tahun Politik 2018, Mendag Yakin Pertumbuhan ekonomi Lebih baik
"Pasar tradisional memiliki fungsi strategis untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat maka harus direvitalisasi dan direkonstruksi," jelas Enggartiarto.
Predisen, kata Mendag, sebenarnya ingin melihat sendiri kondisi pasar tardisional yang diresmikan. Sebelumnya juga dilakukan peresmian pasar tradisional di Pontianak, Kalimantan Barat. Pasar ini harus dikelola dengan baik dengan revitalisasi. Pasar yang tidak bau, bersih akan disukai oleh masyarakat.
Baca juga: Catat! Mendag Enggar Ingin Pasar Tradisional Bebas Intervensi Pemda
"Kalau bersih, tidak bau, pastilah akan bisa bersaing dengan pasar modern,"tuturnya.
Pemerintah juga telah membuat kebijakan agar ada akses barang dri grosir langsung sampai di pedagang kecil. Cara ini dilakukan agar harga barang di pasar tradisional bisa murah. Konsumen juga akan bebas memilih produk yang dibutuhkan dan tersedia di pasar.
"Bank juga harus masuk memberikan kredit yang murah," ujarnya.
Baca juga: 2.779 Pasar Tradisional Bakal Jadi Modern di Akhir 2017
Pasar Pingit dibangun pada 2016 dengan dana tugas pembantuan sebesar Rp6 miliar. Pasar ini menampung 18 kios, 173 los, 32 lapak dengan jumlah pedagang ada 228 orang. Setiap bulannya omset pasar ini mencapai Rp2 miliar.
Sedangkan pasar Senin di Gunungkidul dibangun pada 2015 dengan dana tugas pembantuan sebesar Rp5 miliar. pasar ini menampung 90 kios dan 46 los dengan total pedagang ada 615 orang. Sejak awal tahun 2016 pasar ini sudah dimanfaatkan dengan omset Rp.6,1 miliar per bulan.
Sedangkan pasar Telukan di Sukoharjo, Dibangun pada 2015 dengan dana tugas pembantuan Rp5 miliar. Menampung 47 kios dan 105 los dengan total 136 pedagang. omset per bulan mencapai Rp1,6 miliar.
Pasar sentolo di Kulonprogo dibangun pada 2015 dengan dana tugas pembantuan Rp7 miliar dan menampung 126 kios dan 115 los. Pasar ini menampung 241 pedagang dengan omset Rp705 juta per bulan. Sedangkan Pasar Trowono di Gunungkidul dibangun pada 2016 dengan alokasi dana tugas pembantuan Rp6 miliar, menampung 31 kios dan 9 unit los. Pedagangnya mencapai 471 orang dan omzetnya Rp5,3 miliar.
(Fakhri Rezy)