Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bisnis Digital Dituntut Bantu UKM Pasarkan Produk

Koran SINDO , Jurnalis-Minggu, 07 Januari 2018 |16:47 WIB
Bisnis Digital Dituntut Bantu UKM Pasarkan Produk
Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Berkembangnya pasar e-commerce di Indonesia semakin memudahkan masyarakat memenuhi beragam kebutuhan hidup sehari-hari. Tren tersebut lantas memunculkan aneka perusahaan rintisan (startup) di berbagai sektor.

Maraknya bisnis berbasis internet ini bisa dilihat dari data Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang menyebutkan bahwa sepanjang tahun lalu terdapat 1.600 perusahaan rintisan (startup) di Tanah Air. Data lain yang dirilis startupranking.com juga menunjukkan Indonesia berada di urutan keempat negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat yang memiliki 28.704 startup, kemudian India (4.634) dan Inggris (2.955).

Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santoso Sungkari mengatakan, dengan jumlah sebanyak itu, seharusnya keberadaan startup bisa memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Sayangnya, menurut Hari, dari sekitar 1.600 startup tersebut hanya beberapa saja yang terlihat eksistensinya, sedangkan sebagian besar lainnya masih berskala kecil.

“Inilah yang menjadi salah satu alasan Bekraf menargetkan tahun ini lebih banyak startup yang dapat memperluas skala usahanya,” ujar Hari.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Digital Kian Pesat di 2018, KPPU Harus Berikan Atensi Khusus!

Menurut dia, sebagian besar dari startup terjun ke bisnis e-commerce khususnya market place untuk jenis barang konsumen seperti Lazada dan Tokopedia. Kondisi ini relatif berbeda dengan negara lain, di mana startup-nya tidak banyak yang masuk ke e-commerce barang konsumen namun membuka pasar lain yang lebih unik.

Dia mencontohkan startup bahan bangunan dan alat berat, seperti yang banyak dilakukan oleh pelaku startup di luar negeri yang memasarkan produk di bidang pertanian melalui e-commerce. Dengan demikian, maka pelaku startup dapat mempertemukan antara petani dengan pembeli. Oleh sebab itu menurut Hari, sudah waktunya Indonesia menumbuhkan e-commerce dan terfokus pada komoditas Indonesia.

“Memang selama ini kita belum banyak menyentuh UKM. Tantangannya saat ini bagaimana kita dapat meningkatkan kemampuan UKM memasarkan produknya. Karena itu marketplace pertanian bukan hanya jualan tapi juga harus melakukan pendampingan,” jelasnya.

Baca Juga: Jokowi Jadi Investor 5 Startup, Ini Daftarnya

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, kehadiran startup bisa menjadi solusi agar sebuah bisnis yang semula tidak efisien menjadi lebih efisien. Dia juga tidak heran apabila banyak bisnis rintisan berbasis digital kemudian mendisrupsi bisnis konvensional seperti yang terjadi di sektor transportasi dan perhotelan.

“Selama terjadi inefisiensi, maka disrupsi itu akan terus ada. Selalu ada ceruk pasar yang bisa dimasuki oleh mereka yang kreatif sehingga bisnis menjadi lebih efisien,” ujar Rudiantara ketika ditemui di kantornya Jumat 5 Januari 2018 lalu.

Terkait maraknya startup di Tanah Air, Rudiantara mengaku senang karena hampir setiap hari dirinya menerima laporan adanya startup baru yang didaftarkan ke Kemenkominfo. Sekadar diketahui, Kemenkominfo memang tidak mensyaratkan apapun jika ada startup yang memulai usaha. “Kita pakai izin-izin kalau ada yang mau bikin startup, cukup lapor saja. Kita biarkan mereka tumbuh,” ujar dia.

Baca Juga: Ekonomi Digital Hasilkan Miliaran Dolar AS, Jokowi: Anak Muda Kerja Jangan Jadi Pegawai Aja!

Rudiantara menambahkan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan terus mendorong para pelaku bisnis di sektor digital untuk terus memperbesar skala usahanya sehingga menjadi startup unicorn. Istilah ini merupakan sebutan untuk perusahaan rintisan yang memiliki valuasi pasar minimal USD1 miliar atau sekitar Rp13 triliun.

Saat ini, ujar dia, baru ada empat startup unicorn di Indonesia yakni Tokopedia, Go-Jek, Traveloka, dan Bukalapak. Dia memperkirakan, ke depan ada beberapa startup yang berpotensi menjadi unicorn karena ditopang sektor yang memiliki pasar besar seperti di sektor pendidikan, pariwisata atau leisure, dan pertanian. “Itu prediksi saya secara pribadi yah,” ujar dia.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement