Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Generasi Milenial Gandrungi Apartemen Ketimbang Rumah Tapak

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 10 Januari 2018 |15:01 WIB
Generasi Milenial Gandrungi Apartemen Ketimbang Rumah Tapak
Apartemen (Foto: Okezone)
A
A
A

Data Colliers menyebutkan, sepanjang tahun lalu pasokan apartemen di Jakarta mencapai 8.130 unit, terendah dalam tujuh tahun terakhir. Jumlah tersebut merupakan 38,4% dari total yang rencananya dibangun sebanyak 21.167 unit. Untuk tahun ini, Colliers memperkirakan terdapat sekitar 34.043 unit apartemen.

Angka tersebut terdiri atas 24.000 unit yang ditargetkan rampung pada 2018, ditambah dengan 10.000 unit apartemen yang tertunda penyelesaiannya pada 2017. Adapun untuk pasokan apartemen sepanjang 2018-2020 diperkirakan mencapai 62.116 unit. Pengamat properti Panangian Simanungkalit menyatakan, industri properti pada 2018 akan didorong oleh segmen generasi milenial.

Hal tersebut turut didukung oleh sejumlah pengembang yang memasarkan sejumlah produk properti untuk kalangan generasi muda.

“Segmen ini berpotensi untuk terus tumbuh hingga 10 tahun mendatang,” kata Panangian.

Menurut dia, daya beli kelompok generasi milenial di sektor properti adalah mereka yang didukung oleh orang tua yang sudah mapan secara ekonomi, sedangkan kemampuan mereka sendiri dalam membeli properti biasanya hanya berkisar antara Rp500 juta hingga Rp1 miliar.

“Namun, jumlah pen duduk dari segmentasi ini akan terus bertambah secara signifikan karena adanya bonus demografi sehingga berpengaruh terhadap industri ini,” tutur dia.

Direktur Bidang Perkantoran Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo memprediksikan, perusahaan berbasis digital turut berpotensi untuk meningkatkan penggunaan properti perkantoran di pusat kota Jakarta.

Konsep dasar korporasi adalah memiliki head office di tengah kota untuk melayani pelanggan dan back up office yang terdapat di luar kawasan niaga terpadu. Pemisahan kantor tersebut dilakukan untuk menekan biaya serta meningkatkan produktivitas.

Namun, tingginya suplai pembangunan gedung baru pada 2017 di kawasan CBD membuat harga sewa diperkirakan terkoreksi turun. Colliers mencatat pada 2017 terdapat tambahan sembilan gedung baru dengan luas 501.927 meter persegi di CBD Jakarta.

Hal ini menambah akumulasi pasokan gedung menjadi 5,9 juta meter persegi setelah dikurangi Wisma Sudirman. Secara total, juga mengalami pertumbuhan sebesar 9% dibandingkan 2016.

Heru Febrianto

(ulf)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement