Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Purwakarta Surplus Beras 20.000 Ton

Mulyana , Jurnalis-Rabu, 17 Januari 2018 |13:29 WIB
Purwakarta Surplus Beras 20.000 Ton
Ilustrasi: (Foto: Okezone)
A
A
A

PURWAKARTA - Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, terus berjibaku melakukan berbagai upaya supaya produktivitas pertanian di wilayah ini meningkat. Mengingat, kabupaten kecil kedua di Jabar ini menjadi salah satu daerah yang dituntut untuk mampu menyukseskan program swasembada pangan.

Kerja keras pemerintah setempat melalui dinas terkait, cukup membuahkan hasil. Sepanjang 2017 lalu misalnya, produksi padi di wilayah ini melebihi target yang ditentukan. Dengan begitu, ketahanan pangan di wilayah ini masih tetap terjaga.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Agus Rachlan Suherlan‎ mengungkapkan, surplusnya hasil produksi pertanian ini bukan tanpa perjuangan. Salah satu yang menjadi indikatornya, karena sejak beberapa tahun ini petani di wilayahnya tak kenal lagi dengan yang namanya musim tanam.

Baca Juga: Stok Beras di Jawa Dipastikan Aman

Jadi, kata dia, para petani di Purwakarta terus digenjot dalam hal peningkatan indeks pertanaman (IP). Dengan kata lain, jika biasanya dalam satu tahun hanya satu atau dua kali tanam, sekarang menjadi dua sampai tiga kali tanam dalam setahun.

"Tahun ini kembali surplus 20 ribu ton setara beras. Ini merupakan hal yang positif dari sisi pertanian. Sebab, indeks pertanaman meningkat," ujar  kepada Okezone, Rabu (17/1/2018).

Agus m‎engaku, selama ini petani yang ada di wilayahnya terus didorong untuk segera tanam. Jadi, selama masih tersedia air untuk mengairi sawah, mereka harus terus produksi. Agus pun mengklaim, sejak tahun kemarin di Purwakarta tidak ada istilah tidak panen. Hampir tiap hari, petani di wilayah ini melakukan panen. 

Baca Juga: Bulog: Beras Impor Masuk 4 Pelabuhan

"Setiap hari juga ada yang panen. Rata-rata, areal sawah yang panen mencapai 30 hektare per harinya," jelas dia.

Agus mencatat, di wilayahnya ada lahan seluas 42.550 hektare yang memroduksi padi sepanjang tahun kemarin.‎ Dari luasan tersebut, hasil produksinya rata-rata 6,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektarenya. Dengan begitu, selama 2017 kemarin, Purwakarta berhasil memanen padi sebanyak 268.097 ton GKG.

Dari hasil produksi 268.097 ton GKG itu, kata dia, di kalikan dengan 0,6247 (konversi gabah ke beras), sehingga hasilnya 167.480 ton setara beras. Jumlah tersebut, kemudian dibagi jumlah penduduk Purwakarta, yang mencapai 935 ribu jiwa. 

Hasilnya, Untuk konsumsi beras, lanjut Agus, yakni mencapai 109 kilogram per kapita per tahunnya. Sehingga, kebutuhan beras selama setahun di wilayah ini, yaitu 935 ribu jiwa dikalikan 109 kilogram beras. Hasilnya, 147.150 ton beras.

Baca Juga: Bulog Targetkan Serap 89.000 Ton Beras dari Indramayu pada 2018

"Hasil produksi selama 2017, mencapai 167.480 ton setara beras, lalu dikurangi kebutuhan selama setahun 147.150 ton, maka ada kelebihan beras sebanyak 20.330 ton," ujar Agus.

Dengan begitu, Purwakarta mengalami surplus beras lebih dari 20 ribu ton. Jadi, wilayah ini sebenarnya tidak kekurangan beras. Apalagi, sambung Agus, mayoritas petani di Purwakarta selalu menyimpan gabah untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

"Petani di kami berbeda, sangat jarang menjual hasil panennya dalam kondisi basah," ujarnya.

Jadi, petani ini memanen padi, lalu menjemurnya sampai kering. Setelah kering, baru dikeluarkan untuk menutupi kebutuhan pangannya selama semusim. Kalau ada sisa, baru gabahnya dijual ke tengkulak. Jadi, gabah yang dijual tersebut dalam kondisi kering dan siap giling. Sehingga, harganya lumayan tinggi.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement