CIREBON – Perum Bulog menyiapkan dana sekitar Rp2,8 triliun untuk perbaikan infrastruktur fisik pada tahun ini, di antaranya membangun 15 gudang baru di berbagai daerah.
Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, dana Rp2,8 triliun tersebut bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp2 triliun dan dana internal Bulog yang dialokasikan sebagai belanja modal sekitar Rp800 miliar-Rp900 miliar. ”Dana modal ini untuk investasi. Kami memang punya dana investasi sendiri yang diakumulasi dari laba perusahaan,” ujarnya, di Cirebon.
Baca Juga: Bangun Gudang dan Alat Produksi Pangan, Bulog Siapkan Rp2,8 Triliun
Beberapa infrastruktur yang akan dibangun Bulog antara lain penambahan 15 unit gudang baru dengan kapasitas 25.000 ton beras per gudang. Gudang baru ini akan tersebar di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Pada 2017, ungkap Djarot, Bulog juga menambah 35 unit gudang baru dengan kapasitas masing-masing 3.500 ton beras.
Adapun total gudang Bulog sekitar 1.550 unit dengan kapasitas maksimal 3,9 juta ton. ”Kami akan terus menambah gudang, termasuk pada 2018 ini, baik gudang flat maupun vertikal. Tujuannya agar secara fisik kami benar-benar bisa meraih impian untuk mengelola logistik untuk komoditi,” tuturnya.
Baca Juga: Bulog Perlu Optimalkan Peran Menstabilkan Harga dan Menyerap Panen
Untuk memperbaiki kualitas beras, Bulog juga akan menambah mesin reprocess atau pengolah gabah dan beras di daerah-daerah. Selain itu, Bulog akan menambah 131 unit mesin pengolahan dan pengemasan. Menurut Djarot, semua upaya itu dalam rangka memperbaiki output Bulog sehingga masyarakat tidak lagi menerima beras yang kurang baik.
”Kami menyadari dengan branding Bulog, kami ada effort yang besar, dari perusahaan yang dipandang output komoditi jelek menuju baik atau lebih baik. Maka, kami beri branding lain untuk beberapa bahan pokok,” kata mantan direktur BRI ini. Untuk komoditas beras diberi merek Beras Kita , gula (Gula Manis Kita ), dan minyak goreng (Minyak Goreng Kita).