Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Impor Beras Dijamin Tak Ganggu Petani

Koran SINDO , Jurnalis-Jum'at, 19 Januari 2018 |11:08 WIB
Impor Beras Dijamin Tak Ganggu Petani
Foto: Koran SINDO
A
A
A

Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, produksi beras dalam negeri mengalami surplus. Pada Januari 2018, produksi gabah kering giling (GKG) diperkirakan mencapai 4,5 juta ton atau setara dengan 2,8 juta ton beras. Sementara kebutuhan konsumsi per bulan berkisar antara 2,4 sampai 2,5 juta ton. Produksi diperkirakan akan melonjak menjadi 8,6 juta ton GKG pada Februari dan sebanyak 11,9 juta ton GKG pada Maret 2018. Namun, berdasarkan data dari Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) stok beras dari awal 2018 terus mengalami penurunan. Pada 1 Januari 2018, stok beras yang ada 35.392 ton dengan pasokan rata-rata per hari berkisar 3.000 sampai 3.500 ton.

Baca Juga: Mendag: Sejak Pengumuman Impor, Harga Beras Sudah Turun Rp700

Stok tersebut terus menurun dan pada 17 Januari 2018 stok PIBC sudah di angka 29.040 ton, dengan pasokan rata-rata per hari 2.000 ton. Dalam kesempatan berbeda, Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung (Unila) Bustanul Arifin mengatakan, pembenahan data pangan termasuk produksi beras yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) diperkirakan selesai Agustus mendatang. Bustanul yang juga Ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) itu mengatakan, tim bersama dengan BPPT akan menggunakan satelit dan aplikasi perangkat lunak yang akan memantau kondisi lahan pertanian secara berkala.

”Kami lagi kontribusi metode penghitungan itu. Kami dengan BPPT gunakan satelit. Baru selesai paling cepat Agustus. Pembenahannya kan lama,” kata Bustanul dalam diskusi di Kampus UI Salemba, Jakarta, kemarin. Dia menjelaskan, saat ini hanya bisa menunggu sampai pembenahan data pangan selesai sambil menggunakan data yang ada. Ada pun sebelumnya sesuai arahan dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, semua data produksi harus berasal dari BPS dengan bekerja sama BPPT menggunakan metode Kerangka Sampel Area (KSA).

(Hatim Varaby/Sudarsono/Ant)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement