JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih perseroan pada 2017 sebesar USD2,41 miliar. Laba ini turun 23,5% dari tahun 2016 yang mencapai USD3,15 miliar.
Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, tertekannya laba bersih Pertamina dipicu kenaikan harga Indonesia Crude Price (IPC) pada tahun lalu yang naik sebesar 27% atau dari USD40,16 per barel menjadi 51,17 per barel.
Baca juga: Pertamina Bangun Proyek Listrik Terintegrasi Rp26,3 Triliun di Bangladesh
Dia menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia yang tak diikuti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Solar hingga Maret 2018 berimbas pada penurunan laba. Hal ini pun membuat perseoran harus biaya operasional perusahaan (operating expenditure/opex) sepanjang tahun lalu.
“Ini berimbas pada penurunan laba bersih perusahaan. Kenaikan ICP ini juga membuat kami berusaha menekan biaya Opex hingga 26%,” ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (29/1/2018).