Nilai proyek pembangunan ini diperkirakan akan mencapai USD10 miliar atau sekitar Rp130 triliun. Rencananya, melalui kolaborasi ini, akan dibangun kilang di Bontang dengan kapasitas 300 ribu barel per hari (bph).
"Untuk supply crude, jadi memang secara majority nanti crude akan di-supply dan jadi tanggung jawab Oman, karena kita tahu Oman memiliki produksi minyak sekitar 1 juta hingga 1,2 juta barrel per hari," jelas dia.
Ardhy juga menuturkan bahwa kerjasama ini tidak memiliki batas waktu. Namun, biasanya skema yang dilakukan adalah kerjasama 30 tahun dengan peluang tambahan waktu 20 tahun berdasarkan kondisi lahan.
Untuk tahapan selanjutnya, Pertamina dan mitra terpilih akan menandatangani Frame Work Agreement yang dilanjutkan dengan Feasibility Study (FS) yang akan diselesaikan pada pertengahan 2019, dan dilanjutkan dengan penyusunan engineering package (FEED) hingga akhir 2020. Ditargetkan kilang Bontang beroperasi pada 2025.
(Fakhri Rezy)