Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tarif Listrik Berpotensi Naik jika Batu Bara Masuk Komponen Penghitungan

Dani Jumadil Akhir , Jurnalis-Rabu, 07 Februari 2018 |14:49 WIB
 Tarif Listrik Berpotensi Naik jika Batu Bara Masuk Komponen Penghitungan
Ilustrasi: Shutterstock
A
A
A

JAKARTA - PT PLN (Persero) meminta pemerintah mengkaji agar komponen harga batu bara dimasukkan dalam skema penghitungan tarif listrik. Namun, kajian harga batu bara acuan (HBA) dimasukkan di dalam penghitungan tarif listrik berpotensi mengerek tarif listrik terjadi dalam waktu dekat.

"Kenaikan tarif listrik akibat BPP yang ikut terkerek karena batu bara yang lebih mahal tentu hanya akan menambah beban masyarakat karena harus membayar listrik lebih besar. Oleh karena itu kita menolak HBA dimasukkan dalam skema itu (penentuan tarif adjustment)," kata Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) PLN, Jumadis Abda dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (7/2/2018).

 Baca juga: Tarif Listrik Non-Subsidi Akan Naik? Ini Fakta-Fakta di Baliknya

Pihaknya, meminta pemerintah khususnya Kementerian ESDM untuk tidak mengakomodir usulan dari PLN tersebut. Sebab nantinya justru konsumen listrik yang akan dirugikan karena pemasukan HBA dalam penghitungan tarif hanya akan menaikkan biaya pokok produksi (BPP) listrik, sehingga pada akhirnya tarif listrik dipastikan akan naik.

Dia juga mendesak agar pemerintah membantu PLN untuk mendapatkan batu bara dengan lebih murah dengan cara menurunkan atau mengendalikan harga batu bara yang memang saat ini tengah melonjak. Sebab menurutnya sekitar 60% pembangkit listrik yang dioperasikan PLN ataupun Independent Power Producer (IPP) menggunakan batu bara.

Dia mempersilahkan pemerintah untuk mengacu HBA internasional apabila itu untuk tujuan ekspor. Namun apabila HBA yang digunakan untuk pembangkit diharuskan menyesuaikan dengan harga domestik. Sebab faktanya batu bara yang digunakan adalah batu bara dari dalam negeri.

"PLN jangan ikuti mekanisme pasar, karena batu bara milik Indonesia sendiri, kalau itu untuk ekspor silahkan saja," ucapnya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement