Thea Triana juga menyebutkan, masalah visi dan business model yang dikembangkan di BPD yang masih bertumpu pada kredit PNS."Itu tidak salah, tapi justru terus dikembangkan dengan menawarkan produk lain termasuk properti atau KPR. Pasarnya sudah ada dan bisa terus dikembangkan. Produk beragun properti untuk modal kerja juga bisa digarap dengan dukungan kebijakan dari BI maka akan lebih baik," kata Thea Triana.
Data dari The Consumer Banking School menunjukan bahwa pertumbuhan kredit properti BPD tampak melambat sekitar 10 persen, sementara kredit properti perbankan naik sekitar 11 persen. Bahkan, secara nasional pertumbuhan kredit BPD lebih rendah dari perttunbuhan kredit nasional."BPD harus menyiapkan SDM bidang kredit lebih awal untuk mendukung ekspansi," lanjut Thea Triana.
Sekedar informasi, industri properti di 2018 diprediksi akan lebih bergairah. Ada beberapa hal yang membuat industri properti akan tumbuh, pertama bertumbuhnya pasar milenial yang menjadi pasar utama di sektor properti. Kedua, turunnya tingkat suku bunga acuan 7 days reverse repo rate. Ketiga, kesediaan bank untuk terus mengucurkan kredit bagi pertumbuhan industri properti.
Saat ini tingkat suku bunga acuan BI berada pada level 4,25%. Suku bunga acuan bank sentral ini telah mengalami penurunan sebanyak 175 basis points (bps) sejak awal 2016. Dengan makin rendahnya tingkat suku bunga acuan BI, diproyeksikan akan makin mendorong perbankan untuk menerapkan tingkat bunga yang rendah untuk kupon produk kredit properti yang mereka lansir. Besaran suku bunga acuan Bank Indonesia yang sudah beberapa kali mengalami penurunan, menjadi relatif rendah, diharapkan akan mendorong konsumsi masyarakat dan berikutnya akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis properti.
Terlebih dengan jumlah penduduk hingga 260 juta orang, yang sebanyak 15% dari angka tersebut merupakan penduduk berusia 25-34 tahun, dan jika pasar di penduduk kelas usia tersebut ditambah dengan pasar penduduk usia 20-29 tahun, bisa dipastikan demand terhadap hunian akan semakin besar.
(Risna Nur Rahayu)