Menurutnya, pelatihan bagi petani dengan menggunakan bahan dan metode pelatihan yang standar, diharapkan bisa memberdayakan dan membantu petani dalam menghadapi permasalahan serta kesulitan memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktek ekonomi biaya tinggi serta perubahan iklim.
Selain itu, dengan bisa menghadapi permsalahan dalam memanam kakao maka diharapkan, nantinya produksi bisa ikut meningkat. Selain meningkat jumlahnya, meningkat pula dari segi kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik dari sekarang.
Dia menilai dengan kualitas produk yang baik maka harga jual kakao Indonesia akan meningkat pula sehingga penghasilan petani akan lebih baik dari saat ini.
"Kita berbangga sekali sudah punya buku ini. Ini akan tambah semangat bahwa saya petani profesional karena sudah kuasai buku yang sudah dibagikan," tukas dia.
Adapun penyusunan Kurikulum ini diawali dengan pembentukan tim pengarah nasional dan tim penyusun. Tim ini dibentuk berdasarkan surat No: 110/KPA/I.1/06/17 tentang Tim Penyusun Kurikulum dan Modul pelatihan Budi Daya Berkelanjutan dan Pasca Panen Kakao tahun 2017. Tim pengarah dan penyusun dipimpin oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian dengan wakil ketua Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia dan Direktur Eksekutif CSP.
Anggota tim penyusun terdiri dari perwakilan Pusat Pelatihan Pertanian, Pusat Penyuluhan Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan, Pusat Penelitian Kopi dan kakao Indonesia, Dinas Perkebunan Provinsi, Forum Kakao Daerah, perwakilan industri kakao dan cokelat, LSM, dan CSP.
(Dani Jumadil Akhir)