JAKARTA - PT Railink memastikan Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta (KA Bandara Soetta) yang kembali beroperasi pasca terjadi longsor di underpass perimeter jalur KA Bandara Soetta dalam kondisi yang aman. Hal ini karena dinding penahan tanah yang mengalami kerusakan akibat longsor, bukanlah jalur rel.
Direktur Utama PT Railink Heru Kuswanto mengatakan, kembali beroperasinya KA Bandara Soetta pada tadi malam, memang waktu yang tepat. Pasalnya dari awal kejadian longsor, kata dia, rel yang dilalui KA Bandara Soetta tak mengalami kerusakan ataupun pergeseran.
Baca Juga: Kecepatan KA Bandara Soetta 20 Km/Jam saat Melintasi Titik Longsor
"Karena begini, sebenarnya dari konstruksi jalan relnya dipastikan tidak ada masalah. Pas kita kemarin, kita cek dulu secara internal dengan PT KAI dan dengan kontraktor dan manajemen konsultannya. Kita juga sudah uji coba dan dikaji konsultan independen dan itu juga kemarin malam dinyatakan oke semua aman. Maka kita open (buka operasional) semua," ujar dia saat ditemui di Stasiun Sudirman Baru atau BNI City, Jakarta, Jumat (9/2/2018).
Heru menjelaskan, uji coba dilakukan dengan menggunakan kereta jenis lokomotif. Pemilihan jenis kereta ini karena memiliki bobot yang lebih berat ketimbang jenis lainnya, sehingga dapat diuji kekuatan rel dengan tekanan tertinggi.
"Uji coba kita, pertama menggunakan lokomotif karena tekanannya lebih besar dari KRL (kereta rel listrik). Karena kita mau ukur stabilitas tanah, kita pilih yang paling besar, itu yang lokomotif. Terus Kemenhub (Kementerian Perhubungan) minta untuk juga coba pakai KRL. Oke kita ikuti coba pakai KRL dan hasilnya tetap aman," ujar dia.
Baca Juga: Komentar Penumpang KA Bandara Pasca-Underpass Longsor, dari Percaya Aman hingga Tak Tahu Apa-Apa
Lanjutnya, uji coba telah dilakukan berkali-kali untuk memastikan keamanan jalur rel di titik longsor. Mulai dari kecepatan 5 km/jam hingga 20 km/jam telah dilakukan uji coba.
"Sekian kali kita lakukan uji coba dari 5 km (per jam), aman (tidak terjadi pergeseran). Kemudian 10 km (per jam), terus 20 km (per jam). Alhamdulillah tidak ada (pergeseran)," tambahnya.
Uji coba, kata dia, dilakukan untuk meyakinkan keamanan rel kereta api, meski sejak awal kejadian tak jadi kerusakan. Menurutnya, pemberhentian operasi selama hampir 3 hari meski sejak awal dirasa aman, karena perlu adanya koordinasi terlebih dahulu dengan pihak terkait, khususnya Kementerian Perhubungan.
Baca Juga: Kereta Bandara Kembali Dibuka Pasca-Underpass Soetta Longsor, Penumpangnya Hanya 6
"Sebenarnya lebih ke arah meyakinkan karena dari pengamatan tim teknis PT KAI (Kereta Api Indonesia) tidak ada pergerakan tanah di relnya. Tapi kan untuk yakinkan kita lakukan pemeriksaan dan pengukuran. Itu pun hasilnya juga tidak persoalan sebenarnya, kemudian kita tingkatkan ke uji coba, diawasi dan dikaji," ujar dia.
Oleh sebab itu, kata dia, tidak ada yang perlu diperbaiki dari rel yang menjadi jalur KA Bandara Soetta melintas. Pasalnya tak ada kerusakan pada rel tersebut.
"Untuk trek-nya tidak. Tapi yang dinding itu harus diperbaiki dan itu sudah ditangani kontraktor," kata dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)