JAKARTA - Presiden Jokowi menyatakan kekesalannya, lantaran setiap pameran perdagangan jarang mendapat tempat strategis. Alih-alih "mennjual" produk Indonesia di pameran perdagangan, seringkali produk asal Indonesia hanya menjadi "penggembira" di pameran perdagangan negara lain.
Menurut Jokowi, kementerian terkait harus mencari pasar-pasar non-tradisional, guna mendorong pertumbuhan ekspor di Indonesia. Dia merujuk kepada negara-negara berpenduduk besar namun memiliki ekonomi cukup tinggi seperti Bangladesh dan Pakistan.
Namun, Jokowi berpesan agar stan pameran Indonesia menjadi sorotan utama para investor yang hadir. Pasalnya, dalam beberapa pameran terakhir stand yang didapat Indonesia hanya stand "buangan" dengan lokasi yang tidak strategis.
"Kalau pameran jangan yang di pojok dekat toilet, kalau mau pameran di depan gerbang, gede sakalian, atau enggak usah pameran," tegas Jokowi di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (12/2/2018).
Baca Juga: Jokowi Sindir Kinerja Ekspor Masih Kalah, Begini Penjelasan Mendag
"Saya dapat laporan dari dubes Uni Emirate Arab, kita hanya ikut dua stand, malu kita. Kita itu negara besar, harusnya ikut 50 stand atau 60 stand. Pameran hanya dua stand, dekat toilet lagi, saya minta Stop, itu hanya cari proyek namanya," tambah dia.
Jokowi menambahkan, jika memang negara tersebut dan strategis untuk mengembangkan ekspor, maka jika ada pameran perdagangan turut berpartisipasi secara besar-besaran. Tidak tanggung-tanggung, dia meminta ada 50 stand hadir dalam pameran tersebut. "Karena kunci ekonomi negara kita hanya ada dua, satu peningkatan investasi kedua peningkatan ekspor," katanya.
Dia menilai, salah satu negara yang memiliki potensi sebagai target ekpor adalah negera di Afrika, yang memiliki market besar dan pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi. Dia pun meminta kementerian dan lembaga terkait, segera mengajukan proposal jika memang ada pameran yang menggiurkan.
Baca Juga: Indonesia-Afrika Buka Peluang Kerjasama Ekonomi
"Kalau ada pameran segera booking di depan gerbang, yang besar. Produknya juga disesuaikan, misalnya produknya apa yang di Bangladesh, produknya jangan yang tinggi, yang menengah saja, sesuaikan dengan pasar," tukas dia.
Sekadar informasi, pameran perdagangan memang menjadi salah satu pintu masuk produk Indonesia ke negara lain. Seperti batu bara asal Indonesia yang siap mendominasi pasar di China yang sedang membutuhkan pasokan energi besar untuk mengimbangi pesatnya pertumbuhan sektor industri.