JAKARTA - Terjadi kesalahan desain terhadap dinding atau turap kereta Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). Akibatnya cukup fatal, turap tersebut longsor dan memakan satu orang meninggal dunia.
Atas kejadian itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku sudah menyiapkan sanksi. Namun dia akan melihat seberapa besar kesalahannya.
"Nanti kita lihat derajatnya siapa yang salah, ada yang salah kontraktor dan salah konsultan. Yang di Soetta yang salah konsultan," ujarnya, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Berdasarkan rekomendasi Kementerian PUPR, seluruh turap kereta di Bandara Soetta harus dibongkar. Oleh karena itu, akan dilakukan pembangunan ulang terhadap turap tersebut.
"Tapi kalau dari indikasi yang kita temui memang ada satu kekurangan desain yang kurang sesuatu. Jadi kita mendesain satu sampai dua minggu," tuturnya.
Menurut Budi, proyek yang telah memakan korban jiwa ini memang harus dikaji ulang. Pasalnya, turap harus lebih konsisten dan mengedepankan kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
"Tinggal kita melakukan penguatan atau suatu upaya, mereka lebih konsisten dalam menerapkan kaidah K3 tersebut. Sebenarnya sudah jalan, tinggal saya mengingatkan untuk dilakukan secara konsisten," tuturnya.
Sebelumnya, Komite Keselamatan Konstruksi merekomendasi bahwa desain turap kereta tidak sesuai dengan kaidah teknisnya. Begitu juga untuk kontruksinya.
"Saya sudah kirim surat ke Kemenhub. Saya minta reveral itu ditutup dan underpass itu dibongkar. Diperbaiki, baru dibuka lagi," tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Basuki tidak mengetahui pidana atas hal tersebut, pasalnya ini merupakan proyek Kementerian Perhubungan. Hanya saja, dari Komite Keselamatan Konstruksi merekomendasi bahwa desain itu salah.
"Karena itu ada yang meninggal pasti ada pidananya. Ini kalau dari yang lain-lain belum ada rekomendasinya ke saya. Apakah orangnnya, sdm nya peralatannya atau SOP nya kan," tuturnya.
(Fakhri Rezy)