JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita melakukan peninjauan stok beras dan harga bahan pokok di Indramayu dan Cirebon. Untuk Indramayu, Enggar terkejut bahwa kebanyakan beras di sana berasal dari Jawa Tengah.
Menurut Enggar, Indramayu merupakan lumbung beras nasional dengan produksi mencapai 1,7 juta ton. Hanya saja, saat mengecek stok beras di Gudang Bulog Singakerta II, Kabupaten Indramayu hampir kosong.
"Yang pasti impor beras tidak masuk di sini karena Indramayu sentra atau lumbung. Tapi ironis karena beras kita (di Indramayu) dari Demak dan Sragen," jelasnya di Hotel Luxon, Cirebon, Jawa Barat, Selasa (27/2/2018).
Baca juga: Harga Gabah Tinggi, Pedagang Beras Indramayu Curhat ke Mendag
Jadi, lanjut Enggar, kota ini masih tunggu panen, yang diperkirakan terjadi pada Maret sampai April. Untuk menstabilkannya, Operasi Pasar di Indramayu dan Cirebon akan disiapkan.
"Pak Djarot (Dirut Bulog) siap kirimkan darimanapun beras untuk wilayah yang kekurangan. Tapi kalau dilihat sepanjang jalan, menarik ada harapan hijau menuju," tuturnya.
Baca juga: Mendag: Belum Semua Pedagang Cirebon Jual Beras Bulog
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto kembali melanjutkan peninjauan beras di Gudang Bulog di wilayah Indramayu. Didapati Gudang Bulog di Singakerta II, Kabupaten Indramayu hampir kosong.
Pantauan Okezone, terlihat di gedung pertama gudang kosong dan tidak ada satu butir beras pun terlihat digudang tersebut. Hanya ada palet-palet tempat meletakan karungan beras.
Memasuki gedung ke dua, baru terlihat dipojok gudang terdapat setumpukan karung beras seberat 15 kilogram. Dari laporan petugas gudang, tersisa sekira 6.230 karung beras lagi.
Baca juga: Datangi Gudang Bulog Indramayu, Mendag Sebut HET Masih Tinggi
Dalam laporannya, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan, di sini ada 6 gudang dengan kapasitas 3.500 ton per gudang. Secara total kapasitas Gudang Bulog Singakerta II mencapai 21.500 ton.
"Untuk sekarang beras tersisa di sini 93 ton. Semuanya sudah dijual selama Operasi Pasar," tuturnya. (dni)
(Rani Hardjanti)