BANDUNG – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) membagikan dividen Rp875,58 miliar atau 55% dari total laba sebelum pajak tahun 2017 sebesar Rp2,05 triliun.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017 telah menyetujui dan mengesahkan laporan keuangan perseroan periode 2017. Pemegang saham juga menyepakati pembayaran dividen sebesar 55% atau naik sekitar Rp12 miliar dari tahun lalu.
Baca Juga: Naik 5,02%, BJB Raih Laba Rp1,21 Triliun
“RUPST menyetujui pembagian dividen sebesar Rp875,58 mi liar atau Rp90,3 per lembar saham. Walaupun dari persentase sama dengan tahun kemarin, tapi dari sisi nominal lebih tinggi atau naik Rp12 miliar karena peningkatan laba Bank BJB tahun 2017,” kata Ahmad Irfan seusai RUPST di Bandung.
Menurut dia, pembagian dividen sebesar 55% diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten/kota di Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Pemprov Banten. Dividen yang diberikan kepada mereka diharapkan akan memberi multipplier efect yang besar bagi pembangunan daerah.
Diakui Ahmad Irfan, Pemprov Jabar sebagai pemegang saham mayoritas di Bank BJB menerima dividen sebesar Rp335 miliar. Sementara sisanya di bagikan kepada pemegang saham lainnya sesuai dengan komposisi kepemilikan saham di Bank BJB.
Baca Juga: Tawarkan Kupon 7,25%-10,25%, BJB Terbitkan Obligasi Rp2,5 Triliun
“Dividen yang diterima kabupaten/kota dan pemegang saham lainnya, semua naik,” kata dia. Pada RUPST kali ini tidak ada perubahan struktur dan jajaran direksi Bank BJB. Jabatan direktur utama masih dipegang Ahmad Irfan, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Agus Mulyana, Direktur Konsumer dan Ritel Fermiyanti, Direktur Keuangan Nia Kania, Direktur Komersial dan UKM Suartini, serta Direktur Mikro Agus Gunawan.
Kepada para pemegang saham, manajemen Bank BJB melaporkan kinerja dan pengelolaan perseroan. Karena pada 2017, Bank BJB berhasil membukukan laba sebelum pajak Rp2,05 triliun dengan penguatan NPL menjadi sebesar 1,51% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1,69%.
Aset perseroan juga tembus menjadi Rp114,98 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp102,32 triliun. Dana pihak ketiga yang diperoleh Bank BJB terdapat peningkatan sebesar 11% (yoy) sebesar Rp81,61 triliun. Sementara total kredit yang disalurkan hingga akhir 2017 mencapai Rp76,4 triliun atau naik sebesar 11,14% dibandingkan pada periode sama tahun 2016.
Dari semua segmen kredit yang dimiliki, kredit konsumer tercatat tum - buh 6,46% menjadi Rp47,1 triliun (yoy). Selain itu, segmen komersial juga tumbuh signifikan 25,19% menjadi Rp13,6 triliun. Komisaris Utama Bank BJB Klemi Subiantoro mengatakan, pembagian dividen sebesar 55% kepada para pemegang saham diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Baca Juga: Antisipasi Kebutuhan Lebaran, Bank Jabar Banten Siapkan Rp9,6 Triliun
Walaupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyerukan pembagian dividen 30%, tapi bagi pemerintah daerah, dividen Bank BJB sangat berarti bagi sebagai sumber PAD. “Karena memang daerah ingin PAD yang terus meningkat. Awalnya bahkan sempat ada dinamika agar pembagian dividen sampai 60%.
Tetapi akhirnya disepakati di 55% atau sama dengan tahun sebelumnya,” kata dia. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengapresiasi jajaran manajemen Bank BJB yang mampu mencatat kinerja baik pada 2017.
Peningkatan pendapatan Bank BJB, kata dia, akan berdampak pada PAD provinsi dan pemerintah daerah sehingga memberi kontribusi terhadap kemajuan ekonomi kawasan.
“Alhamdulillah, laba kotornya tertinggi mencapai Rp2,1 triliun. Ini capaian belum per nah terjadi sebelumnya di Bank BJB, apalagi oleh bank-bank daerah lainnya. Kemudian pada saat yang sama, Bank BJB mencatat aset dengan pertumbuhan tinggi sebesar Rp108 triliun,” kata dia.
(arif budianto)
(Kurniasih Miftakhul Jannah)