JAKARTA - Di era teknologi digital sistem keuangan negara sangat rentan terhadap ancaman negara luar. Tak terbatasnya jarak di era digital ini memudahkan sistem keuangan negara diserang.
"Kita diskusi gimana bisa tingkatkan keamanan digital termasuk keuangan negara. Sistem keuangan negara kita sangat mungkin di-attack (diserang) dari luar negara kita," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (2/3/2018).
Bahkan, lanjutnya, dalam pertemuan tingkat dunia yakni IMF-World Bank, lembaga keuangan tiap menitnya diserang. Oleh sebab itu, setiap negara pun berdiskusi untuk mencari cara bagaimana meningkatkan keamanan data yang diolah secara digital.
"Kita lihat dalam pertemuan IMF-WB, tiap satu menit 10 kali lembaga keuangan dunia di-attack cyber hack (hacker). Itu adalah suatu yang harus kita lihat sebagai realita tapi di saat yang sama kita harus bisa buat sistem yang handal dan aman," ujarnya.
Mantan Direktur Bank Dunia ini pun mengatakan, masalah keamanan data menjadi perdebatan dunia, bagaimana pelaksanaan proteksi keamanan data dan bagaimana menjaganya dari kejahatan di dalam pengguna data.
"Saya udah sampaikan dalam pertemuan Menteri Keuangan seluruh dunia dilakukan tiap tahun 2 kali. Itu pembicaraan cyber attack dan kerahasiaan data jadi sangat penting," tutur Sri Mulyani.
Oleh sebab itu, penting untuk menjaga data agar aman dari serangan luar. Maka Kemenkeu melakukan kerjasama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang berperan penting dalam bagian ini. Sehingga seluruh transaksi dalam negeri nantinya bisa sah dan masyarakat bisa bertransaksi dengan tenang.
"Badan sandi sangat penting, berdiskusi meningkatkan keamanan dan ketangguhan sistem digital Indonesia tapi gak hanya keuangan negara. Tapi seluruh finansial ekonomic sistem," ujar dia.
(Fakhri Rezy)