JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, tidak perlu khawatir dengan utang pemerintah Indonesia yang melampaui Rp4.000 triliun.
Dia menjelaskan, utang Indonesia jangan dilihat hanya dari angkanya, namun kemampuan dari utang tersebut yang produktif untuk pembangunan di dalam negeri.
"Utang kita itu, jangan sebut angkanya, karena hasilnya juga banyak dari utang itu. Produktif dia, tidak konsumtif," ujar Darmin di kantornya, Jumat (16/3/2018).
Baca Juga: Hitung-hitungan Bayar Utang Rp4.000 Triliun agar Cepat Lunas
Untuk diketahui, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah merilis status utang pemerintah mencapai Rp4.035 triliun pada akhir Februari 2018. Angka tersebut meningkat 13,46% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar RP3.556 triliun, 29,24% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Darmin menjelaskan, tak peelu dikhawatirkan dengan angka utang tersebut, sebab sejauh ini Indonesia tak pernah mengalami kesulitan dalam membayar utang.
"Karena kita dalam membayar utang tidak ada kesulitannya sebenernya. berapa sih utang itu jika dibandingkan GDP. Ekspor kita cukup besar kan, hasil devisa masuk, untuk membayar itu," ucapnya.
Baca Juga: Kemenkeu: Utang Naik Terus jika APBN Defisit
Adapun, utang Indonesia berada di 29,24% dari PDB. Berdasarkan yang ditetapkan pada Undang-Undang (UU) Nomor 17 Tahun 2003, batas utang pemerintah di bawah 60% tergolong level aman.
Oleh sebab itu, Mantan Gubernur BI ini menegaskan untuk tidak terpengaruh dengan angka yang terbilang besar.
"Sehingga jangan terpengaruh seolah olah angka yang begitu gede triliunan," pungkasnya.
(Dani Jumadil Akhir)