"Kita sudah koordinasi baik penambangnya maupun para penyedia alat beratnya untuk menentukan berapa sih mereka mampunya, menggunakan B berapa sambil menunggu B20 bisa dilakukan secara penuh. Itu kan alat-alat berat pakai solar kan meskipun non PSO. Itu kan lumayan besar, meskipun di-supply oleh Pertamina. Biasanya mereka pakai berapa per tahunnya. Kemarin saya tanya ke teman-teman pertambangan berapa, yang disediakan Pertamina berapa," kata dia.
Baca Juga: Pemerintah Jokowi Hemat Devisa Rp14,8 Triliun dari Insentif Biodiesel
Selain itu, untuk tahun ini juga pemerintah menambah target penggunaan biodiesel dari 2,5 juta per tahun menjadi 3,5 juta per tahun. Namun, setelah ditambah dengan pertambangan ini maka proyeksi realisasi akan mencapai 3,35 juta kilo liter per tahun. Maka untuk mencapai target maka pihaknya akan memperluas penggunaan biodiesel.
"Sekarang kita lagi kejar target 3,5 juta kilo liter tahun ini. Awalnya kan penggunanya 2,5 juta per tahun. Saat ini pegang baru 3,35 juta dengan asumsi pertambangan pakai B10, dan KAI pakai B5. Bagaimana lebih masif lagi digunakan. Karena kalau ada disparitas kan, ada B5 dan B10, kan kasihan pertamina nyediain tangkinya. Jadi nanti akan ada satu kadar BBN saja yang dipakai B berapa ke semua industri, tapi harus diterima semua dengan harga yang seolah-olah harga solar," tukasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)