Menurut Archied Noto Pradono, penurunan peringkat tersebut tidak lepas dari banyaknya utang yang dimiliki perseroan karena masih membutuhkan banyak pendanaan dari pinjaman bank.”Jadi utang kita belum bisa turun, karena komitmen kita itu kan pre-sales, dan kebanyakan pembangunan kita high rise (gedung tinggi), mau tidak mau pilihan kita harus menambah utang atau me-maintain (mengelola) utang kita. Mereka mengharapkan ada penurunan. Tapi penurunan utang kita memang belum bisa langsung berjalan cepat," tuturnya.
Archied mengatakan, Intiland saat ini memang masih memiliki tingkat backlog senilai Rp4,4 triliun, artinya perseroan telah mengantongi pesanan pembelian tetapi belum direalisasikan sebagai penjualan karena proyek belum selesai dibangun dan diserahterimakan.
(Fakhri Rezy)