Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Menko Darmin: Pelemahan Rupiah Berdampak ke Inflasi

Lidya Julita Sembiring , Jurnalis-Selasa, 24 April 2018 |15:52 WIB
Menko Darmin: Pelemahan Rupiah Berdampak ke Inflasi
Menko Ekonomi Darmin Nasution (Foto: Lidya Sembiring/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan pagi ini, Bloomberg pada Selasa pagi pukul 11.00 WIB mencatat, Rupiah pada perdagangan spot exchange menyentuh level Rp13.885.

Pelemahan Rupiah bahkan sudah dikeluhkan oleh para pelaku usaha terutama yang melakukan impor terhadap bahan baku produknya.

 Baca juga: Investor Asing Tunggu Rupiah Kembali ke Level Rp13.000-Rp13.500

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan rupiah pasti akan sangat berdampak ke inflasi. Namun, tidak begitu banyak mempengaruhi inflasi, karena terbanyak disebabkan oleh volatile food.

 Rupiah Tak Berisiko Melemah ke Level Rp15.000 per Dolar AS

"Tentu ada, tapi tidak akan banyak. Cukup kita lihat inflasi kita itu kan barang-barang nya dan kelompoknya ada volatailnya," ungkapnya di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa (24/4/2018).

Selain itu, dia menilai inflasi juga disebabkan oleh harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Jadi faktor global hanya berpengaruh sedikit.

 Baca juga: Rupiah Dibuka Nyaris Tembus Rp14.000/USD

"Ada admistered prices, ya kalau volatile food ada harga beras, harga kebutuhan, harga telor, dan macam-macam. Admistered prices itu tarif listrik, BBM. Ini bisa dikendalikan," jelasnya.

 BI Catat Nilai Tukar Rupiah Menguat pada Maret 2017

Kemudian inflasi disebabkan oleh inflasi inti. Ini yang dinilai berdampak paling besar setelah volatile food dan administred price.

"Itu yang paling besar jumlah barangnya. Kalo ada importir inflation itu masuknya melalui core. Perhatikan aja core inflationnya, itu normal apa enggak. Sekarang itu normal, masih 3,5% kira-kira," tukasnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement