Sepanjang 2017, realisasi rata-rata harga minyak ICP mencapai USD51,17 per barel. Asumsi ICP berdasarkan Rencana Kerja Perseroan 2017 adalah USD48 per barel.
Nicke menambahkan, secara umum kinerja operasional perusahaan juga membukukan pertumbuhan. Yakni, naiknya produksi migas sekitar 7%, dari 650 MBOEPD (ribu barel minyak ekuivalen per hari) pada tahun 2016 menjadi 693 MBOEPD pada tahun 2017. Pertumbuhan hulu migas ini dipengaruhi oleh produksi dari Banyu Urip dan naiknya produksi ladang luar negeri Pertamina.
Pertamina pun mampu meningkatkan produksi panas bumi (geothermal) menjadi 3.900 GWh, atau naik 27% dibanding tahun 2016 sebesar 3.043 GWh. Hal ini disebabkan beroperasinya PLTP Ulubelu Unit 3 dan Unit 4, serta Kamojang.
Pada pengolahan minyak, Perusahaan pun mampu menjaga tingkat kinerjanya. Dimana hasil produk bernilai tinggi (yield valuable product) meningkat 1% menjadi 78,1% pada 2017, sementara pada 2016 sebesar 77,7%. Volume produk bernilai tinggi (volume valuable product) menjadi 253,4 MMBbl (juta barel) pada tahun 2017.