
Hal ini terutama dikarenakan adanya peningkatan pendapatan akibat kembali beroperasinya FSO CNOOC 114 dan dari anak usaha yang diakusisi oleh Perseroan. Tak hanya itu, laba neto juga mengalami peningkatan 107,63% dari USD6,316 juta pada 2016 menjadi USD13,113 juta pada 2017. Laba komprehensif juga meningkat sebesar 109,60% menjadi USD13,026 juta pada 2017 dari USD6,215 juta pada tahun sebelumnya.
Kinerja Perseroan juga ditopang dengan kenaikan harga minyak mentah dunia. Tahun lalu, harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) rata-rata USD51,91 per barel, atau naik 27,0% dari ICP rata-rata 2016 di level USD40,13 per barel. Di tengah berbagai tantangan tahun lalu, kami berhasil membukukan kinerja di atas ekspektasi melalui penerapan strategi usaha yang tepat sasaran.
“Perseroan optimis target pendapatan dan laba bersih bisa tercapai tahun ini seiring dengan kondusifnya berbagai faktor ekonomi dan industri pelayaran. Harga minyak dan gas juga diproyeksikan stabil dan cenderung naik pada tahun ini sehingga bisa berkontribusi positif pada aktivitas produksi hulu migas,” kata selaku Direktur Independen SHIP Sumanto Hartanto.
Mengacu laporan keuangan, hingga kuartal I-2018, SHIP berhasil mencetak pendapatan sebesar USD12,33 juta, atau naik 33% dari periode yang sama tahun lalu sebesar USD9,29 juta. Laba bersih pada periode tersebut mencapai USD2,03 juta. Seluruh pendapatan Perseroan diperoleh dari bisnis charter atau jasa penyewaan kapal dengan klien terbesar yakni dari CNOOC SES Ltd dan Petrochina International Jabung Ltd.
(Dani Jumadil Akhir)