Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dewan Transportasi Usul Tarif LRT Jakarta Rp10.800, Kalau Disubsidi?

Koran SINDO , Jurnalis-Senin, 02 Juli 2018 |09:50 WIB
Dewan Transportasi Usul Tarif LRT Jakarta Rp10.800, Kalau Disubsidi?
Foto: LRT Jakarta (Antara)
A
A
A

JAKARTA – Proyek light rail transit (LRT) Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrom tinggal menunggu penetapan tarif. Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) merekomendasikan tarif sebesar Rp10.800.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Satya Heragandhi mengatakan, pembangunan LRT sudah mencapai 80%. Kemungkinan hanya sampai 85% saat event Asian Games 2018 dimulai. Keterlambatan hanya di bagian sarana di Depo Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dari 16 gerbong, hanya delapan yang akan beroperasi nanti.

Untuk infrastruktur tinggal sertifikasi gerbong. Pada Juli ini fokus tes operasional mulai dari mengangkut penumpang hingga simulasi accident.

“Kami telah memberikan usulan tarif pada DTKJ dan telah diterbitkan menjadi rekomendasi untuk disampaikan ke gubernur,” ujar Satya di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

 Melihat Gerbong LRT Saat Diuji Coba di Kelapa Gading

Menurut dia, investasi angkutan massal seperti LRT tidak bisa dikembalikan sepenuhnya dari operasional angkutan itu sendiri. Artinya, tarif Rp10.800 yang direkomendasikan tidak bisa sepenuhnya mengembalikan investasi sebesar Rp6,8 triliun.

Dia berharap keputusan penetapan tarif dapat terbit pada pertengahan bulan ini sehingga ketika uji coba publik dilakukan sistem pemesanan tiket dan tarif sudah bisa diterapkan. Apalagi, sertifikasi kereta kini telah dikantongi. “Jadi kita bisa fokus pada tes operasional. Kalau beli tiket gimana, berjalan gimana, ber henti di stasiun gimana, dan kalau ada insiden gimana, kita simulasikan se mua,” katanya.

Terkait biaya LRT Rp6,8 triliun yang dipermasalahkan DPRD DKI, hal itu sudah dibahas sejak awal perencanaan budgeting dan melewati pembahasan Badan Anggaran (Banggar).

“Seharusnya kita lebih fokus pada pengerjaan dan operasional sebelum perhelatan Asian Games serta mencari cara terbaik integrasi dengan bus Trans jakarta se hingga bisa memin dah kan kendaraan pribadi ke angkutan massal,” ungkap Satya.

 Melihat Gerbong LRT Saat Diuji Coba di Kelapa Gading

Ketua DTKJ DKI Jakarta Iskandar Abu Bakar mengatakan, tarif yang direkomendasikan Rp10.800 masih di luar subsidi yang akan diberikan Pemprov DKI. Nanti pemprov akan meng hitung kembali berapa besaran subsidi yang dikeluarkan.

Apabila subsidi semakin besar, tarif bisa semakin kecil atau murah. Itu yang diterapkan di negara-negara maju seperti Singa pura.

“Ini investasi Pemprov DKI dan Jakpro. Infrastruktur transportasi massal umumnya menjadi investasi pemerintah,” ujarnya.

 

Dia berharap keputusan tarif dapat diselesaikan pada Juli ini. Untuk itu, rekomendasi yang diberikan kepada gubernur harus segera disampaikan ke DPRD DKI.

“Gubernur Anies Baswedan harus segera melakukan pembahasan tarif sebelum perhelatan Asian Games dimulai,” ungkapnya.

 Melihat Gerbong LRT Saat Diuji Coba di Kelapa Gading

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah menuturkan, untuk penentuan tarif LRT bisa mengacu pada program One Karcis One Trip (OK Otrip) dengan mengintegrasikan moda transportasi lain seperti KRL Commuter Line dan mass rapid transit (MRT).

Dia berharap Jakpro mengirimkan besaran tarif secara resmi sehingga Dishub bisa melakukan penghitungan demi menentukan tarif ideal. Dishub akan memverifikasi dan menyampaikan ke DTKJ untuk nanti direkomendasikan tarif yang ideal.

Dengan bergabungnya LRT dalam program OK Otrip membuat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum sehingga kemacetan berkurang. Bila bergabung dengan OK Otrip, otomatis LRT tidak akan mendapatkan public service obligation (PSO). Dengan demikian, Jakpro dapat memanfaatkan salah satunya transit oriented development (TOD) yang menjadi kompensasi pembangunan.

 Jelang Arus Mudik Lebaran, Proyek LRT Dihentikan Sementara

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mengatakan, besaran tarif Rp10.800 tidak akan dipermasalahkan, bahkan bila diperlukan, dirinya akan membantu agar DPRD memberikan subsidi melalui pembahasan APBD. Terpenting demand penumpang LRT yang hanya Kelapa Gading-Velodrom diketahui jelas penggunaannya.

“Siapa saja berhak mendapatkan subsidi. Tapi, kembali lagi lihat apa kah ada yang naik itu Velodrom-Kelapa Gading?” ucapnya.

Terkait perluasan jalur dari Kelapa Gading-Velodrom kemudian diteruskan ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, dia meminta trase tersebut dikaji secara mendalam. Menurutnya, trase Kelapa Gading-Velodrom yang hanya berjarak 6 kilometer tidak diketahui fungsi dan kepentingan operasionalnya. (Bima Setiyadi)

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement