Untuk detailnya seperti apa? Lanjut Airlangga, hal ini akan dibahas dalam kelompok kerja yang dipimpin Kementerian Koordinator bidang Perekonomian.
"Tentu untuk itu perlu persiapan untuk produksi sedan, persiapan meningkatkan kapasitas garmen. Nah itu dibahas agar kita siapkan working grup untuk detailnya satu per satu," ujarnya.
Selain substitusi impor, cara lain untuk mengurangi impor dengan melihat detail komponen impornya. Misalnya, dari industri tekstil kita lihat unsur impor paling tinggi apa.
"Salah satunya adalah paraksilen, itu petrochimical yang jadi bahan baku untuk TTA, itu bahan baku fiber. Kalau ini di dorong dengan itu ada pabrik dukungnya PPI. Nah itu harus bisa produksi, bisa hemat devisa USD2 miliar satu tahun," tuturnya.
(Dani Jumadil Akhir)