JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan merilis data inflasi Juli 2018. Diproyeksikan inflasi Juli sekitar 0,2% atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang 0,59%.
Menurut Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudistira, inflasi dipicu oleh volatile food atau gejolak harga pangan. Khususnya pada komoditas telur dan ayam, di mana 30% komposisi pakan terdiri dari agung, kedelai dan gandum merupakan bahan impor. Mengingat kurs Rupiah saat ini terus mengalami tekanan dari dolar Amerika Serikat (AS).
"Prediksi inflasi bulan Juli di kisaran 0,26% (mtm) atau 3,11% (yoy). Dari bahan pangan mengalami kenaikan khususnya ayam dan telur karena pakan ternaknya mahal," katanya kepada Okezone, Rabu (1/8/2018).
Faktor lainnya yakni bersumber dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi, seiring harga minyak mentah juga naik di posisi USD70 per barel. Hal ini juga mempengaruhi harga tiket transportasi udara, yang dipicu mahalnya bahan bakar Avtur serta kenaikan biaya suku cadang impor.