Share

Deretan Orang Terkaya Dunia yang Beli Media agar Tetap 'Hidup'

Koran SINDO, Jurnalis · Selasa 02 Oktober 2018 10:31 WIB
https: img.okezone.com content 2018 10 02 320 1958424 deretan-orang-terkaya-dunia-yang-beli-media-agar-tetap-hidup-cJrcc7753a.jpg Ilustrasi: Foto Shutterstock

JAKARTA – Keputusan Marc Benioff dan Lynne Benioff untuk loncat dari bisnis software ke bisnis media membuat bingung banyak orang.

Bulan lalu mereka mengejutkan banyak pihak ketika membeli majalah Time senilai USD190 juta dari Meredith Corporation. Uang itu, bagi Benioff, mungkin kecil. Kekayaannya mencapai USD6,6 miliar, menurut Forbes, sementara kapitalisasi pasar Salesforce mencapai USD118 miliar.

Menurut keterangan resminya, pembelian majalah Time sepenuhnya dari pribadi Benioff dan istrinya, tidak terikat dengan Salesforce. Benioff juga mengaku tidak akan terlibat dalam dapur redaksi, terutama soal operasional dan keputusan terkait jurnalistik.

“Saya sangat menghormati majalah Time sebagai sebuah organisasi dan hendaknya majalah ini tetap menjadi nama yang ikonik,” ungkapnya.

 Baca Juga: Mengenal Marc Benioff, dari Raja Software Jadi Pemilik Time

Mengapa Membeli Media?

 

Benioff memang tidak sendiri. Dia hanya satu dari beberapa miliuner yang membeli media. Pada Juli 2017, The Emerson Collective, organisasi yang dioperasikan janda Steve Jobs, Laurene Powell Jobs, membeli saham mayoritas majalah Atlantic.

“Atlantic sudah berusia 160 tahun dan menjadi salah satu institusi media yang paling penting dan paling lama bertahan,” beber Jobs dalam pernyataannya.

Pembelian saham Atlantic, menurut Jobs, untuk memastikan bahwa majalah tersebut akan terus bertahan dan melanjutkan warisannya. Alasan serupa juga diungkap miliuner Jeff Bezos saat membeli Washington Post. Bezos membeli Washington Post ketika media tersebut sedang berdarah-darah dan terus kehilangan pendapatan mereka.

 Baca Juga: Masih Muda Kaya Raya, Para Milenial Tajir Habiskan Uangnya untuk Apa?

“Saya katakan, jika yang sedang menghadapi kesulitan finansial ini perusahaan camilan atau makanan ringan, saya akan berkata tidak,” kata Bezos.

“Saya melihat Washington Post adalah institusi penting. Koran ini penting untuk menjaga demokrasi,” ucapnya. Bezos membeli Washington Post pada 2013 senilai USD250 juta lewat perusahaannya, Nash Holdings LLC.

 

Sementara itu, pada Juni 2018, mantan dokter bedah dan miliuner di industri bioteknologi, Patrick Soon-Shiong, membeli Los Angeles Times, San Diego Union-Tribune dan sejumlah koran kecil lainnya senilai USD500 juta. Kepada CNBC, dia menyebut bahwa koran bukanlah lawan, melainkan rekan di industri.

“Media adalah pilar keempat demokrasi. Perannya sangat penting” katanya.

Follow Berita Okezone di Google News

Motivasi Lain

Joshua Benton, Direktur Nieman Journalism Lab Harvard, melihat ada motivasi lain dibalik pembelian media oleh para miliuner, utamanya media tergolong murah dan bisnis yang seru. “Memiliki media juga membuat mereka merasa lebih percaya diri,” ungkapnya.

Dalam kasus Bezos, misalnya, Joshua menyebut bahwa tidak bisa dimungkiri saat ini Jeff Bezos punya pengaruh lebih besar di Washington sebelum dia membeli Washington Post . Walau begitu, dia belum menemukan alasan mengapa Benioff membeli majalah Time .

“Kenapa, misalnya miliuner sangat mendukung museum dan seni? Selain memang mengapresiasi seni, itu juga menjadi cara untuk membuat mereka secara sosial tetap menonjol,” katanya.

Saat ini media-media di Amerika memang masih kebingungan mencari bisnis model yang tepat. Bahkan, Benioff mengutarakan bahwa dia tidak akan membantu majalah Time jika kemudian tidak dapat menemukan bisnis model yang tepat dan menjadi bangkrut.

Ini terjadi ketika Co-Founder Facebook Chris Hughes membeli majalah The New Republic dan menjualnya empat tahun kemudian setelah menghabiskan USD20 juta. (Danang)

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini