JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo berdiskusi dengan Ketua Dewan Pengurus Bank Sentral AS (Chairman of the Federal Reserve) Jerome Powell, di sela-sela pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia, di Bali, Jumat 12 Oktober 2018.
Keduanya membicarakan tentang perkembangan ekonomi global, normalisasi kebijakan moneter di negara maju, serta dampaknya pada negara-negara berkembang.
"Gubernur BI juga menjelaskan ketahanan perekonomian Indonesia menghadapi dampak rambatan ekonomi global didukung bauran kebijakan (policy mix) yang dilakukan oleh BI bersama Pemerintah," tulis keterangan BI yang dikutip Okezone, Jakarta, Sabtu (13/10/2018).
Baca Juga: Pertemuan IMF-World Bank, Gubernur BI Jelaskan Kebijakan RI Hadapi Ketidakpastian Global
Seperti yang diberitakan Okezone, Bank Indonesia (BI) dan Federal Reserve Bank of New York (Fed NY) mengadakan diskusi kebijakan bank sentral dalam menghadapi dinamika perekonomian global. Kedua bank sentral ini menyoroti pengaruh normalisasi kebijakan ekonomi negara maju pada negara berkembang, termasuk Indonesia.
Acara tersebut diselenggarakan dalam rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018, Rabu (10/10/2018). Melalui kegiatan yang dihadiri oleh para pemimpin bank sentral dari seluruh penjuru dunia tersebut, kedua lembaga bertujuan menggali perspektif dan pandangan yang berbeda dalam menyikapi perkembangan ekonomi global saat ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menjelaskan mengenai bagaimana Indonesia menyikapi kebijakan bank sentral AS dan kondisi ekonomi global. Saat ini, ekonomi Indonesia masih stabil dan berdaya tahan, antara lain tercermin dari pertumbuhan dan inflasi yang baik, serta stabilitas sistem keuangan yang terjaga. Namun, dengan ekonomi domestik yang terjaga Indonesia tetap harus memperhatikan pengaruh ekonomi global.
Baca Juga: Pertemuan IMF-World Bank, Sri Mulyani Soroti Isu Kesetaraan Gender di Tempat Kerja
Untuk itu, skenario kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia adalah memastikan daya saing pasar keuangan Indonesia agar tetap menarik, dan agar defisit transaksi berjalan tetap terjaga. BI juga selalu hadir di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Pendalaman pasar keuangan juga terus dipercepat, agar pasar keuangan Indonesia semakin prospektif. Dalam usaha-usaha menjaga ekonomi Indonesia, BI tidak sendiri. Seluruh usaha tersebut dilakukan bekerja sama dengan instansi terkait, baik Pemerintah, OJK, maupun lembaga lainnya.
Selanjutnya, Gubernur BI juga menyatakan bahwa komunitas internasional dapat saling membantu. Komunikasi yang baik dan jelas, termasuk dari AS, merupakan salah satu faktor kunci mengurangi ketidakpastian. Negara-negara ekonomi maju juga perlu senantiasa memahami dampak yang mungkin ditimbulkan kebijakannya bagi ekonomi global. Untuk itu, forum kali ini mengangkat mengenai kebijakan bank sentral menghadapi ketidakpastian global serta mengenai keamanan dan risiko siber bagi bank sentral saat ini.
Forum seperti ini diharapkan dapat membantu sinkronisasi kebijakan ekonomi internasional, yang akan menguntungkan baik bagi AS dan negara maju lainnya, maupun bagi negara berkembang.
(Dani Jumadil Akhir)