JAKARTA – CEO & Founder Go-Jek Nadiem Makarim menyatakan akan melakukan ekspansi ke empat negara Asean, yakni Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina. Investasi ini dijadwalkan terealisasi dalam beberapa bulan ke depan.
Langkah ekspansi ini sekaligus sebagai strategi untuk menyaingi startup lainnya seperti Grab dan Uber yang juga telah melakukan banyak ekspansi.
Berikut ini fakta-fakta Ekspansi Go-Jek yang dirangkum Okezone, Senin (15/10/2018).
1. Telah Melakukan Riset Sebelum Ekspansi
Rencana melebarkan sayap bisnis ke negara-negara di Asia Tenggara itu dilakukan dengan perencanaan dan riset pasar mendalam. Dilakukan selama berbulan-bulan, sejalan dengan penggalangan investasi Go-Jek seri terakhir yang membawa investasi dari Astra, Google, Tencent, JD.com, Meituan, dan lainnya.
Baca Juga: Besok Go-Jek Cs Jadi Demo? Ini Kata Menhub
”Konsumen paling puas dan senang saat mereka punya lebih banyak pilihan. Saat ini, masyarakat di Vietnam, Thailand, Singapura dan Filipina merasa bahwa mereka tidak memiliki cukup pilihan atas layanan transportasi ride-hailing. Kami berharap dengan hadirnya Go-Jek di negara-negara tersebut, kami bisa menjadi aplikasi gaya hidup utama, pilihan masyarakat. Itu aspirasi kami,” ungkap Nadiem
2. Kehadiran Go-Jek Dapat Menciptakan Persaingan Usaha Yang Sehat
Nadiem berharap, kehadiran Go-Jek dapat menciptakan persaingan usaha sehat yang dibutuhkan supaya pasar di masing-masing negara terus bertumbuh.

”Tujuan kami adalah berkolaborasi dengan negara-negara tersebut dan pemerintahnya, supaya manfaat teknologi kami bisa memberikan dampak luas bagi semua kalangan. Baik bagi konsumen yang menginginkan layanan yang cepat dan kompetitif, maupun mitra pengemudi yang mencari penghasilan tambahan,” paparnya.
Baca Juga: Go-Jek Siap Tarik Penumpang di Singapura Bulan Depan
3. Go-Jek Siap Memasuki Pasar di Singapura Bulan Depan
Go-Jek tengah mempersiapkan peluncurannya di Singapura. Salah satu aplikasi transportasi online di Indonesia itu dikabarkan akan memasuki pasar Singapura bulan depan.

"Kami sekarang yakin bahwa Singapura akan memiliki pasar yang kuat, efisien dan kompetitif, dan kedatangan kami juga akan memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kehidupan orang-orang di Singapura," demikian pernyataan Go-Jek dikutip oleh Straits Times
4. Mengikat 6 Perusahaan Swasta Penyewaan Mobil di Singapura
Dilansir Okezone dari Business Insider, Rabu (10/10/2018), menurut laporan Straits Times, perusahaan Go-Jek telah mengikat enam perusahaan swasta penyewaan mobil untuk menandatangani kerjasama dan menyediakan kendaraan bagi mereka yang tidak memiliki mobil sendiri.
Kembali di negara asalnya, layanan Go-Jek melampaui penyediaan kendaraan pribadi. Sering dilihat sebagai kompetitor dari Grab yang berbasis di Singapura, aplikasi Go-Jek bahkan menawarkan pengiriman bahan makanan dan obat-obatan serta layanan pembersihan dan pijat.
(Feb)
5. Driver Grab di Singapura Akan Ada Yang Pindah ke Go-Jek
Dengan adanya Go-Jek, sebanyak 70.000 driver yang saat ini ada di Grab kemungkinan akan ada yang berpindah. Sebelumnya, perusahaan ride hailing gabungan Grab dan Uber di Singapura ditaksir lembaga anti-monopoli Negara tersebut bernilai USD9 miliar.

6. Pemerintah Indonesia Dukung Go-Jek Ekspansi di Negara Asean
Pemerintah pun menyambut gembira rencana ekspansi Go-Jek ke empat negara di regional Asean. Inspirasi dan penyemangat bagi banyak perusahaan rintisan (startup) lainnya di tanah air.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku senang dan bangga atas rencana ekspansi Go-Jek ke Negara lain itu.

”Tentu senang dan bangga. Sebagai unicornIndonesia yang produknya unik Go-Jk pandai melihat pasar kota-kota besar di Asean yang mempunyai karakteristik seperti Jakarta,” ungkapnya.
(Feb)
(Rani Hardjanti)