JAKARTA – Bank DKI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp30,82 triliun pada kuartal III-2018. Jumlah tersebut meningkat sebesar 20,4% dibandingkan periode September 2017 sebesar Rp25,59 triliun.
“Peningkatan penyaluran kredit tersebut ditopang oleh sejumlah aspek seperti fokus Bank DKI dalam pemberdayaan segmen usaha mikro melalui pemberian modal usaha,” ujar Direktur Keuangan Bank DKI Sigit Prastowo dalam siaran persnya.
Dia menjelaskan, dari penyaluran kredit tersebut disalurkan ke segmen mikro sebesar Rp620 miliar. Jumlah itu tumbuh 49,1% dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp416 miliar. Peningkatan ini didorong oleh sejumlah ekspansi jaringan kantor Bank DKI di pasar-pasar. Sampai saat ini total kantor Bank DKI yang ada di pasar sebanyak 79 kantor layanan dari total 279 kantor layanan yang dimiliki Bank DKI.
Baca Juga: Naik 10%, Bank DKI Raup Laba Bersih Rp524 Miliar di Kuartal III-2017
Sementara itu, kata dia, dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan mengalami perbaikan dari 4,74% per September 2017 menjadi 3,19% per September 2018. Membaiknya rasio NPL tersebut didorong dengan upaya perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan secara prudent.
“Beberapa hal yang dilakukan antara lain dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisis dan administrasi kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan,” kata Sigit.
Baca Juga: Waduh, Mulai 14 Agustus Tak Ada Lagi Kantor Bank DKI di Luar Pulau Jawa
Per September 2018 total aset Bank DKI juga tercatat sebesar Rp48,81 triliun. Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan tersebut telah mendorong pencapaian laba per September 2018 sebesar Rp563,03 miliar atau meningkat 7,5% dibandingkan laba pada periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp524 miliar.
Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank DKI per September 2018 tercatat sebesar Rp37,29 triliun dengan didorong pertumbuhan tabungan sebesar 11,3% dari Rp6,63 triliun per September 2017 menjadi Rp7,38 triliun per September 2018 dan pertumbuhan Giro sebesar 6,4% dari Rp10,44 triliun per September 2017 menjadi Rp11,10 triliun per September 2018.
(Feb)
(Rani Hardjanti)