Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Indonesia Lobi India soal Bea Masuk Sawit

Giri Hartomo , Jurnalis-Senin, 05 November 2018 |18:42 WIB
Indonesia Lobi India soal Bea Masuk Sawit
Foto: Giri Hartomo
A
A
A

JAKARTA - Pemerintah Indonesia merapatkan barisan jelang pertemuan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC). Pertemuan tersebut nantinya akan dihadiri oleh sejumlah Menteri dan juga para pengusaha dari masing-masing negara.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, ada sejumlah pembahasan mengenai sawit yang akan dibawa dalam pertemuan tersebut. Salah satunya adalah pembahasan mengenai bea masuk CPO dari Malaysia ke India.

Menurut Airlangga, bea masuk CPO ke India relatif lebih rendah dibandingkan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan Malaysia memiliki perjanjian dagang tersendiri dengan India jauh sebelum penolakan terhadap produk sawit.

Baca Juga: Perang Dagang AS-China Untungkan Sawit RI, Ini Penjelasannya

Saat ini, bea masuk produk sawit Malaysia berada di kisaran 4%. Oleh karena itu, pemerintah berniat untuk menegosiasikan dengan pihak Malaysia dan juga India

"Mereka punya bea masuk CPO dari malaysia itu 4% lebih murah daripada Indonesia. Start mulai Januari 2019. Tentu ini merugikan posisi Indonesia, sehingga kita melihat posisi kita untuk negosiasi dengan Malaysia," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (5/11/2018).

Menurut Airlangga, jika dibiarkan seperti itu, maka Indonesia akan kalah dari Malaysia. Sebab, ketika produk CPO Malaysia masuk, bea masuk yang dikenakan jauh lebih kecil dibandingkan produk asal Indonesia.

 Baca Juga: Kementerian LHK Evaluasi Izin 15 Juta Ha Lahan

Jika secara bisnis, India pun akan jauh lebih memilih produk asal Malaysia dibandingkan Indonesia. Sebab, jika bea masuk semakin tinggi maka produknya juga akan jauh lebih tinggi.

"Karena dengan demikian kan kalau dihitung peer to peer kan perusahaan Indonesia kena bea keluar dia enggak kena kemudian bea masuk ke India, dia lebih diuntungkan, sehingga dalam posisi dagang Malaysia lebih diuntungkan daripada indonesia. Ini yang harus dibicarakan dalam rapat ini," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia Derom Bangun mengatakan, memang Malaysia dan India sudah ada perjanjian yang sudah dimulai sejak 2013. Dengan adanya perjanjian itu, produk ekspor CPO Malaysia ke India pun mengalami kenaikan.

"Bea masuk impor CPO India dari Malaysia akan turun jadi 40% dari 44% lebih cepat. Perjanjian antar mereka sudah lama, bilateral dirintis sejak 2012," ucapnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement