Meski demikian, kata dia, defisit neraca transaksi berjalan yang lebih besar tertahan oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor produk manufaktur dan kenaikan surplus jasa perjalanan seiring naiknya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain terkait penyelenggaraan Asian Games di Jakarta dan Palembang.
Dia menuturkan, dengan perkembangan tersebut, secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga kuartal III/ 2018 tercatat 2,86% PDB sehingga masih berada dalam batas aman.
Adapun transaksi modal dan finansial pada kuartal III/2018 mencatat surplus cukup besar sebagai cerminan masih tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Menurutnya, transaksi modal dan finansial pada kuartal laporan mencatat surplus USD4,2 miliar didukung oleh meningkatnya aliran masuk investasi langsung.
Selain itu, aliran dana asing pada instrumen Surat Berharga Negara dan pinjaman luar negeri korporasi juga kembali meningkat.
”Meskipun demikian, surplus transaksi modal dan finansial tersebut belum cukup untuk membiayai defisit transaksi berjalan sehingga Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III/2018 mengalami defisit sebesar USD4,4 miliar,” ujarnya.
Ke depan, kinerja NPI diprakirakan membaik dan bisa terus menopang ketahanan sektor eksternal.
Agusman mengungkapkan, koordinasi yang kuat dan langkah-langkah konkret yang telah ditempuh pemerintah bersama Bank Indonesia untuk mendorong ekspor dan menurunkan impor diyakini akan berdampak positif dalam mengendalikan defisit transaksi berjalan tetap berada di bawah 3%.
”BI juga akan terus mencermati perkembangan global yang bisa memengaruhi prospek NPI,” ungkapnya. (Kunthi Fahmar Sandy)
(Dani Jumadil Akhir)