Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Dolar AS Naik di Tengah Ketidakpastian Kesepakatan Brexit

Dolar AS Naik di Tengah Ketidakpastian Kesepakatan Brexit
Ilustrasi: Foto Shutterstock
A
A
A

NEW YORK - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Hal ini didorong kesepakatan tentang rancangan perjanjian Brexit yang sedang disusun menghadapi ketidakpastian di tengah krisis politik di Inggris.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, meningkat 0,13% pada 96,9293 di akhir perdagangan. Demikian seperti dilansir Xinhua, Jumat (16/11/2018).

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1348 dari USD1,1338 pada sesi sebelumnya. Kemudian pound Inggris turun menjadi USD1,2779 dari USD1,3036 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia meningkat menjadi USD0,7290 dari USD0,7246 dolar.

Dolar AS dibeli 113,59 yen Jepang, lebih tinggi dari 113,48 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 1,0057 franc Swiss dari 1,0046 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3170 dolar Kanada dari 1,3225 dolar Kanada.

Sebelumnya, pada Kamis (15/11/2018), Menteri Urusan Brexit Dominic Raab mengundurkan diri. Ini menjadi pukulan bagi Perdana Menteri Inggris Theresa May yang sudah sulit untuk meyakinkan parlemen agar menyetujui kesepakatan tentang keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Raab secara khusus menyatakan keberatan dengan ketentuan penting untuk membentuk aturan keseragaman bea cukai yang akan menghilangkan kebutuhan akan perbatasan fisik antara wilayah Inggris, Irlandia Utara, dengan Irlandia yang merupakan anggota Uni Eropa, sementara Inggris dan Uni Eropa berusaha mencapai kesepakatan perdagangan baru.

Raab mengatakan tidak memiliki batas waktu yang pasti untuk pengaturan seperti itu akan membuat Inggris berada dalam posisi tanpa kontrol atas hukum yang mengatur wilayahnya sendiri, dan akan “sangat merugikan” pembicaraan perdagangan pada masa depan.

Nilai tukar pound Inggris turun tajam terhadap dolar Amerika setelah pengunduran diri Raab tersebut.

Berbicara hari Kamis di parlemen, pemimpin Partai Buruh yang beroposisi Jeremy Corbyn menyebut rancangan perjanjian itu sebagai “kegagalan besar dan merusak.”

Perdana Menteri Theresa May membela kesepakatan itu, dan mengatakan kepada para anggota parlemen bahwa itu berarti Inggris akan meninggalkan Uni Eropa “dengan cara yang mulus dan tertib.” (yau)

(Rani Hardjanti)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement