LONDON - Chief Executive Officer (CEO) Unilever Paul Polman pensiun setelah satu dasawarsa menjabat. Polman seorang pembisnis yang menangani barang konsumen terbesar di dunia.
Polman mengundurkan diri setelah “kalah telak” dengan pemegang saham atas rencananya untuk memindahkan perusahaan Anglo-Belanda keluar dari Inggris.
Unilever merupakan pemilik merek Dove, Lipton dan Ben&jerry’s berpikir untuk beralih ke kantor pusat di Amsterdam dengan tujuan menyederhanakan struktur dan memudahkan untuk jual-beli barang. Tetapi beberapa investor besar keberatan dan rencana itu dibatalkan.
Baca Juga: Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp7,3 Triliun, Naik 39%
Keputusan untuk lepaskan relokasi dipandang sebagai pukulan bagi para eksekutif termasuk Polman, yang berinisiasi mengulas struktur perusahaan tahun lalu setelah berupaya pengambilalihan dari Kraft Heinz (KHC).
Di bawah kepemimpinan Polman, Unilever telah menikmati kesuksesannya. Selama masa jabatannya sebagai CEO Polman telah memberikan pengembalian total pemegang saham sebesar 290% selama masa jabatannya sebagai CEO.
Analis Bernstein Andrew Wood mengatakan, Polman pantas mendapat pujian karena memperkenalkan perubahan yang membuat Unilever sangat kompetitif.
Baca Juga: Unilever Lepas Aset Spreads Merek Blue Band Cs Senilai Rp2,9 Triliun
"Polman telah menjadi CEO Unilever yang luar biasa," tulis Wood, dilansir dari CNN, Jumat (30/11/2018).
"Kadang-kadang bermanfaat meluangkan waktu untuk mengingat betapa buruknya pengelolaan dan persepsi Unilever pada tahun 2008," sambungnya.
Pada 2016, Polman berpendapat dalam sebuah opini untuk CNN bahwa perusahaan harus menjadikan pembangunan berkelanjutan sebagai bagian dari misi utama mereka.
Posisi Polman akan tergantikan oleh Alan Jope, kepala bisnis kecantikan dan perawatan pribadi saat ini.Jope adalah veteran Unilever ( UL ), setelah bergabung dengan bagian pemasarannya pada tahun 1985.
sebelumnya Jope menjalankan perusahaan bisnis Asia Utara, dan jabatan sebagai presiden operasinya di Rusia, Afrika dan Timur Tengah. Dia juga menghabiskan satu dekade sebagai senior di Amerika Serikat.
(Feby Novalius)