Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

RI Bersaing dengan Malaysia hingga UEA Berebut Industri Fesyen Muslim

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Selasa, 11 Desember 2018 |19:45 WIB
RI Bersaing dengan Malaysia hingga UEA Berebut Industri Fesyen Muslim
Foto: Deputi Gubernur BI Rosmaya (Dok BI)
A
A
A

"Maka perlu upaya bersama untuk mengintegrasikan lini produk hulu hingga ke hilir diharapkan dapat memperkuat value chain langsung kepada produk akhir sekaligus mengurangi ketergantungan akan produk impor," jelas dia.

 Baca Juga: Potensi Industri Halal Diperkirakan Tembus USD3,1 Triliun pada 2022

Dengan ada tantangan tersebut, maka pelaku industri lokal mesti mampu berkompetisi di panggung global, baik dari segi produksi maupun akses pasar, sebab industri fesyen muslim menjadi sumber pendapatan baru dan prospektif bagi pelaku bisnis fesyen internasional.

Rosmaya menyatakan, untuk mendorong industri halal ini ada beberapa isu yang perlu diperhatikan untuk dikembangkan dan menjadi area kolaborasi bersama, yaitu kepastian pasokan bahan baku serta dukungan dari infrastruktur pendukung. BI dalam hal ini mengupayakan lewat strategi penguatan halal value chain (rantai nilai halal).

"Upaya ini melibatkan para bisnis fesyen mulai dari industri tekstil sampai dengan desainer demi membemuk suatu rantai business linkage yang inklusif," kata dia.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement