NEW YORK - Saham Johnson & Johnson turun 10% pada penutupan perdagangan Jumat waktu setempat. Penurunan ini terbesar selama 16 tahun bagi perusahaan penyedia bedak bayi tersebut.
Reuters melaporkan farmasi tahu bahwa bedak bayi produksi Johnson & Johnson selama beberapa dekade mengandung asbestos atau bisa menyebabkan kanker pada bayi.
Melansir Reuters, Sabtu (15/12/2018), penurunan Johnson sekitar USD40 miliar dari kapitalisasi pasar perusahaan, dengan investor mengkhawatirkan dampak laporan karena menghadapi ribuan tuntutan hukum terkait talak.
Indeks Dow Jones Industrial Average .dan S&P 500 termasuk yang paling banyak diperdagangkan di bursa AS. Sekitar 28 juta saham ditukar tangan pada pukul 18.30 GMT atau lebih dari tiga kali rata-rata pergerakan 25 hari.
Baca Juga: Terbukti Sebabkan Kanker, Johnson & Johnson Didenda Rp726 Miliar
J & J diketahui telah mengetahui keberadaan sejumlah kecil asbes dalam produknya sejak tahun 1971. Ppemeriksaan Reuters terhadap memo perusahaan, laporan internal dan dokumen rahasia lainnya menunjukkan.
Laporan itu juga mengatakan perusahaan telah menugaskan dan membayar untuk studi yang dilakukan pada waralaba Baby Powder.