Sebagai salah satu contohnya adalah ketika kejadian politik yang cukup besar di masa lalu tepatnya di tahun 1995-1996. Ketika itu meskipun ada peristiwa besar namun para investor mengaku berani untuk spending uangnya.
"Kalau saya lihat ada yang 1995 dan 1996. Pada saat tiarap jongkok sedikit saja kelihatan kan. Malah investor tuh bukan melihat yang tiarap," jelasnya.
Melihat contoh di atas, perlu sebuah keberanian bagi investor untuk spending uangnya di saat kondisi apapun yang melanda negeri ini. Sebab, jika tetap puas dan takut maka investor tersebut tidak akan menghasilkan apapun bahkan bisa tergerus secara terus menerus.
"Justru kalau orang lagi leha-leha, kita harus bergerak. Jadi tidak seperti beli permen atau beli barang elektronik," ucapnya.
(Dani Jumadil Akhir)