Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman menjelaskan, menjelaskan, defisit neraca perdagangan nonmigas pada November 2018 sebesar USD0,58 miliar, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar USD0,39 miliar. "Defisit ini dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas yang lebih besar dari penurunan impor nonmigas," jelas dia. Penurunan ekspor nonmigas sebesar USD0,90 miliar (mtm) bersumber dari penurunan ekspor beberapa komoditas antara lain perhiasan, minyak kelapa sawit, batu bara, bubur kayu, dan peralatan listrik.
Sementara itu, penurunan impor nonmigas sebesar USD0,71 miliar (mtm) terutama berupa barang modal dan bahan baku, antara lain mesin, bahan bakar mineral, sisa industri makanan, serealia, serta mesin dan pesawat mekanik. Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan November 2018 tidak terlepas dari pengaruh dinamika permintaan global yang melandai dan harga komoditas yang menurun sehingga memengaruhi kinerja ekspor. Sementara itu, permintaan domestik yang masih kuat memengaruhi kinerja impor.
Ke depan, BI terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, serta pengaruhnya terhadap neraca perdagangan. "Dengan perkembangan neraca perdagangan hingga November 2018 tersebut, Bank Indonesia memprakirakan defisit neraca transaksi berjalan pada 2018 tetap berada dalam level yang aman, yakni di bawah 3% dari PDB," tutup dia.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)