JAKARTA – Kebijakan The Fed yang berencana menaikkan suku bunga acuan atau The Fed Rate masih menjadi sentimen negatif bagi pasar obligasi di tahun depan. Menurut ekonom PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Fikri C Permana, kenaikan suku bunga Amerika Serikat diprediksi hanya akan terjadi satu kali di tahun depan
”Kami memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed di tahun depan kemungkinan, bahkan bisa satu kali,” ujarnya dikutip dari Harian Neraca, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Dia memprediksi, tahun depan Amerika akan lebih gencar melakukan stimulus ekonomi dengan menerbitkan surat utang di tahun depan. Kemudian, jika surat utang ini membanjiri pasar umumnya harga akan turun seiring dengan bertambahnya supply di pasar surat utang Amerika. Turunnya harga akan menyebabkan naiknya tingkat imbal hasil (yield) US Treasury.
Baca Juga: Angkasa Pura II Terbitkan Obligasi Rp3 Triliun, Kupon Maksimum 9,25%
Kenaikan yield US treasury dapat juga memicu kenaikan yield surat utang negara di pasar domestik. Jika kondisi tersebut terjadi berarti pasar obligasi Indonesia berpotensi terkoreksi juga, begitu juga dengan pasar obligasi korporasi.