Sensitivitas tersebut terjadi di level properti menengah ke atas. Indikasinya sudah mulai terlihat di akhir tahun 2018 ini. Para investor cenderung lama dalam mengambil keputusan investasi. Sebagian lebih memilih wait and see hingga Pemilu usai.
Associate Director Konsultan Properti Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, produk properti berupa gedung perkantoran dan sewa apartemen di Jakarta juga dipengaruhi iklim politik. Dia menambahkan, investor asing sebenarnya sudah melirik pasar properti nasional, tetapi menunggu hasil Pemilu.
Persaingan Bisnis Properti Makin Ketat
Jika investor memilih menunggu Pemilu usai, pemburu properti dalam negeri tetap melaju di tengah arus politik yang memanas. Justru, persaingan bisnisnya makin ketat karena harga properti dan pendapatan masyarakat menemukan titik seimbang.
Baca Juga: Bagaimana Nasib Industri Properti di Tahun Politik?
Karena itu, pebisnis properti mesti berbenah dan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi di sektor properti tahun 2019. Pun harus berhati-hati saat menyikapi sentimen Pemilu 2019. Isunya, akan ada batasan harga di level Rp1 miliar untuk hunian mewah.