BANDUNG – Komitmen kuat dan serius dibutuhkan Pemkot Banjar, Pemkab Pangandaran, dan Pemkab Ciamis untuk membantu proses reaktivasi jalur kereta api (KA) Banjar-Pangandaran-Cijulang yang mati suri sejak 1982.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat (Jabar) Dedi Taufik mengatakan, sesuai pernyataan Dirut PT KAI Edi Sukmoro, proses reaktivasi tersebut dimulai tahun ini karena proses penelitian dan perencanaan reaktivasi tersebut sudah rampung.
“Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota harus menyinergikan berbagai program pembangunan diantaranya rekativasi sejumlah jalur kereta api di Jabar, yakni Banjar- Pangandaran, Cibatu-Garut, Rancaekek-Tanjungsari, dan Bandung-Ciwidey. Ini untuk mentrigger pertumbuhan ekonomi kawasan Jabar selatan dan timur dengan Pangandaran yang menjadi ikon pariwisata,” kata Dedi di Gedung Sate kemarin.
Baca Juga: Kemenhub Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jawa Barat
Menurut Dedi, saat ini PT KAI tinggal melakukan penertiban bangunan yang didirikan di atas jalur tersebut dan memperbaiki jalurnya. Dia men contohkan sisa bangunan Stasiun Kalipucang kini berubah fungsi jadi rumah. Sepanjang jalur rel sekitar Stasiun Kalipucang sudah berdiri banyak bangunan termasuk rumah kontrakan.
“Kami sudah dapat dukungan Bupati Pangandaran, wali Kota Banjar, dan bupati Camis dan mereka siap. Kalau mereka komitmen, ini akan membantu penertiban,” ungkapnya. Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan kesiapannya menyukseskan reaktivasi jalur kereta api Banjar-Pangandaran- Cijulang.
Gubernur yang akrab disapa Emil itu mengakui, reaktivasi jalur kereta tersebut merupakan program PT KAI di mana aset dan dananya berasal dari mereka. “Karena aset dan dananya dari PT KAI, kita hanya komunikasi,” tutur Emil.