JAKARTA - Pecinta kopi pasti sudah tidak asing lagi dengan Starbucks. Kedai kopi yang didirikan 47 tahun lalu ini awalnya hanya sebuah toko biji kopi di Seattle, Amerika Serikat (AS). Kini, Starbucks sudah memiliki 30.000 kafe di berbagai belahan dunia.
Di bawah kepemimpinan Howard Schultz (1986-2000), Starbucks mengejar strategi ekspansi agresif di akhir tahun 80-an dan awal 90-an. Pada saat perusahaannya mulai berkibar di 1992, Starbucks sudah memiliki 165 toko.
Empat tahun kemudian, Starbucks membuka lokasi ke 1.000, termasuk kafe internasional di Jepang dan Singapura. Pertumbuhan ini dinilai sangat cepat sehingga dua tahun kemudian pun Starbucks bisa membuka kafe yang ke 2.000.
Baca Juga: Kisah Shaquille yang Pernah Mentertawakan Bos Starbucks
Sementara itu, ekspansi unit membantu meningkatkan penjualan selama dua dekade terakhir. Starbucks telah memiliki pertumbuhan penjualan yang sama di toko sejak 2010.
Dengan lebih dari 14.000 lokasi kafe di Amerika Serikat saat ini, Starbucks telah mengkanibal penjualannya sendiri. Perusahaan pun menyusun kembali dan memikirkan ekspansi, terutama soal menutup 150 lokasi kafe yang berkinerja buruk pada 2019.